Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) bakal menghabiskan dana sebesar US$ 156 juta untuk mengembangkan dua terminal bahan bakar minyak (BBM) di Pulau Sambu dan Tanjung Uban, Kepulauan Riau. Dua proyek yang mampu menampung BBM sebanyak 500 ribu kiloliter (kl) tersebut ditargetkan tuntas pada semester I 2016.
Dwi Soetjipto, Direktur Utama Pertamina menjelaskan di Pulau Sambu, perusahaannya tengah mengembangkan Terminal Automation System serta blending untuk produk HSD dan MFO berstandar internasional.
“Dengan proyek ini kapasitas TBBM Sambu yang telah berdiri sejak 1897 itu akan meningkat hingga mencapai 300 ribu kl dengan dermaga berkapasitas LR 100 ribu DWT,” kata Dwi dikutip dari keterangan pers, Senin (22/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara untuk TBBM Tanjung Uban, Pertamina membangun tanki timbun dengan kapasitas sebesar 200 ribu KL lengkap dengan Terminal Automation System dan dermaga baru berkapasitas LR 100 ribu DWT. TBBM Tanjung Uban dilengkapi dengan fasilitas blending mogas yang dapat meningkatkan fleksibilitas pembelian impor produk Premium atau HOMC 92 dan Naphta.
“TBBM Sambu dijadwalkan tuntas Maret 2016, sedangkan TBBM Tanjung Uban pada Juni 2016. Investasi yang direncanakan hingga proyek tuntas senilai US$ 94 juta untuk TBBM Sambu dan US$ 62 juta untuk TBBM Tanjung Uban,” katanya.
Mantan bos PT Semen Indonesia Tbk itu mengungkapkan saat ini pelaksanaan proyek yang dipercayakan pengerjaannya kepada PT Wijaya Karya Tbk itu masih sesuai jadwal yang ditentukan.
“Kami harapkan Wika selaku pelaksana
engineering, procurement, and construction dapat menuntaskan pekerjaan sesuai waktu yang telah dicanangkan atau jika memungkinkan akan lebih cepat lagi,” ujar Dwi.
Dwi mengatakan apabila TBBM Sambu tuntas, akan menjadikan babak baru bagi Pertamina yang akan berperan sebagai Storage and Belending Facility Provider. Selain diperlukan untuk mendukung ketahanan energi, keberadaan fasilitas tersebut dapat mendukung bisnis oil trading perusahaan di wilayah regional Asia Tenggara di masa mendatang, khususnya untuk jenis bahan bakar MFO dan HSD standard internasional.
Dengan beroperasinya TBBM Sambu yang diproyeksikan akan memiliki kapasitas 800 ribu kl di masa mendatang, diharapkan Pertamina mampu memperoleh market share antara 5-10 persen, atau naik signifikan dari posisi saat ini yang masih dibawah 1 persen. Ia menyebut total market MFO dan HSD di Selat Malaka mencapai sekitar 45 juta kl per tahun.
“Sementara TBBM Tanjung Uban akan menjadi Super Terminal Mogas untuk mendukung ketahanan stok mogas/Premium nasional. Keberadaan TBBM Tanjung Uban dengan fasilitas blending, juga dapat mengurangi pembelian impor secara spot dan memberikan fleksibilitas impor produk dengan memanfaatkan kelebihan naphta dari kilang,” jelasnya.
(gen)