Pelonggaran KPR Bantu Dongkrak Pertumbuhan Kredit BNI

CNN Indonesia
Kamis, 25 Jun 2015 19:29 WIB
BNI bidik target kredit pemilikan rumah tumbuh 13-14 persen dengan diberlakukannya aturan LTV baru.
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk Achmad Baiquni, Jakarta, Kamis (25/6). (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menilai pelonggaran aturan uang muka (loan to value/LTV) bagi kredit Kepemilikan Rumah (KPR) yang dilakukan Bank Indonesia (BI) sangat membantu pertumbuhan bisnis bank di tengah lesunya permintaan kredit akibat pelemahan ekonomi. Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan aturan tersebut sangat ditunggu-tunggu para bankir.

"Bagi kami ini positif artinya memang dalam kondisi yang sekarang dengan posisi pertumbuhan KPR tahun ini relatif melambat mudah-mudahan dengan adanya keringanan dalam LTV ini bisa menaikkan minat konsumen dalam membeli rumah," ujar Baiquni saat ditemui di Kantor BNI Pusat, Jakarta, Kamis (25/6).

Mantan Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) itu mengatakan akibat pelambatan ekonomi, perseroan harus merevisi kembali rencana bisnis bank (RBB) pada tahun ini dan berencana menurunkan target kredit dari semula berada dikisaran 15-17 persen menjadi dikisaran 13-14 persen. Khusus untuk kredit KPR, bank pelat merah itu berharap pertumbuhan yang bagus bisa menyentuh angka 13-14 persen dengan diberlakukannya aturan LTV baru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau ini terjadi diharapkan kredit KPR kami bisa meningkat lebih tinggi dibanding periode sebelumnya. Karena kalau tanpa pelonggaran hanya 9 persen tumbuhnya," kata Baiquni.

Ia menyebut total KPR BNI sendiri saat ini sebesar 15-16 persen dari total portfolio kredit yang dimiliki BNI.

BNI mencatat pertumbuhan kredit perumahan sebesar 2,9 persen atau menjadi Rp 33,09 triliun per Maret 2015, dibandingkan posisi Rp 32,15 triliun per Maret 2014. Sementara kredit perumahan berkontribusi 12,3 persen terhadap total kredit bank.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER