PT Bukaka akan Bangun Smelter Senilai Rp 400 Miliar di Palopo

CNN Indonesia
Senin, 29 Jun 2015 12:31 WIB
2017, PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK) membidik pendapatan usaha di atas Rp 2 triliun dan laba bersih tumbuh lebih dari 10 persen.
Direksi PT Bukaka Teknik Utama Tbk usai pencatatan saham kembali (relisting) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin 29 Juni 2015. (CNN Indonesia/Giras Pasopati)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan konstruksi milik Keluarga Jusuf kalla, PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK), akan membangun pabrik pengolahan (smelter) feronickel senilai Rp 400 miliar di Palopo, Sulawesi.

"Rencananya (smelter ini) bisa memproduksi 2.760 ton (feronickel). Untuk bahan baku nikel, kami bisa membeli dari masyarakat membeli tambang nikel dari pemilik izin usaha pertambangan (IUP)," ujar Direktur Utama Bukakam, Irsal Kamarudin di Auditorium Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (29/6).

Untuk merealisasikan proyek tersebut, Irsal mengatakan perseroan membutuhkan dana sekitar Rp 400 miliar. Untuk itu, Irsal mengaku sudah ada beberapa kreditor yang bersedia memberi suntikan dana.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Salah satunya dari Bank Exim untuk itu," jelasnya.

Sementara dari kas internal, Irsal mengatakan Bukaka hanya akan mengalokasikan belanja modal sekitar Rp 50 miliar yang akan digunakan membeli beberapa mesin guna menopang kinerja perusahaan.

(Baca juga:Incar Proyek Listrik, Perusahaan Konstruksi JK Lepas Saham)

Sofiah Balfas, Direktur Keuangan Bukaka menjelaskan dengan pembangunan smelter ini diharapkan dapat mendongkrak pendapatan usaha hingga di atas Rp 2 triliun pada 2017. Dengan beroperasinya pabrik pengolahan tersebut, Bukaka juga membidik pertumbuhan laba bersih lebih dari 10 persen dalam dua tahun ke depan.

Target 2015

Meski pabrik smelter feronickel baru sebatas wacana dan kondisi bisnis melandai pada tahun ini, Bukaka optimistis pendapatan usaha tumbuh 10 persen pada 2015.

"Target pendapatan 2015 naik 10 persen dari 2014, menjadi sekitar Rp 1,64 triliun," tutur sofiah.

Untuk paruh pertama 2015, Sofiaf masih menutup rapat-rapat informasi mengenai kinerja perseroan. Namun, dia memperkirakan realisasinya hanya akan sekitar 40 persen dari target sepanjang tahun.

"Kondisi tahun ini memang sangat tidak kondusif bagi bisnis kami. Semoga ada perbaikan di semester II 2015," ujar Sofiah.

Dari sisi kenerja, Bukaka mencetak pendapatan senilai Rp 1,42 triliun sepanjang 2014, naik 6,9 persen dari 2013. Dari jumlah pendapatan tersebut, perseroan mampu meraup laba bersih senilai Rp 98,29 miliar, meningkat 20,5 persen dari 2013. Aset perseroan pada 2014 tercatat sebesar Rp 2,015 triliun, dengan jumlah liabilitas Rp 868,52 miliar.

"Untuk tahun ini marjin laba bersih kami upayakan di sekitar 11 persen," jelasnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER