Beli Turbin Gas, Pemerintah Buka Investasi Rp 13,2 T dari AS

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Minggu, 28 Jun 2015 10:07 WIB
Dana tadi akan dipakai untuk merealisasikan proyek pembangkit listrik di pulau-pulai terpencil dengan membeli 400 turbin gas pembangkit dari GE.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengunjungi pabrik senjata PT Pindad Bandung, Sabtu (27/6). (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari)
Bandung, CNN Indonesia -- Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah menawarkan peluang investasi senilai US$ 1 miliar atau sekitar Rp 13,2 triliun ke beberapa investor luar negeri termasuk bank ekspor-impor (Exim) asal Amerika Serikat. Pun dana dari penawaran investasi tadi akan digunakan perusahaan listrik negara, PT PLN untuk membeli sedikitnya 400 turbin gas dari perusahaan teknologi AS, General Electric.

"Totalnya US$ 1 miliar. Pembiayaannya masih dalam pembicaraan. Jadi ini bisa segera dialirkan di wilayah Indonesia yang masih krisis Indonesia," kata Menteri BUMN, Rini Soemarno saat ditemui di Pabrik PT Pindad, Bandung, Sabtu (27/6).

Sebagaimana diketahui, untuk bisa memenuhi kebutuhan listrik di daerah terpencil pemerintah dan PLN tengah berupaya menyediakan pembangkit listrik yang bersumber dari energi alternatif. Dalam pertemuannya dengan CEO GE Indonesia, Handry Satriago pekan lalu, pemerintah telah meminta manajemen GE agar membuat paket penawaran untuk pesanan 400 mesin dalam jangka 9 bulan kedepan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari perkiraannya, Rini pun menaksir kebutuhan dana untuk pengadaan mesin tersebut bisa mencapai US$ 1 miliar. "Jadi kita ingin order turbin GE untuk ke daerah timur dan daerah barat yang sangat membutuhkan listrik karena ini bisa dipasang dalam waktu cepat. Mereka (GE) menjanjikan bisa selesai dalam 9 bulan," tutur Rini.

Gandeng Malaysia

Di kesempatan berbeda, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan pemerintah akan terus memperkuat dan merevitalisasi instalasi listrik yang berada di wilayah terpencil. Untuk merealisasikan rencana tersebut, pihaknya pun akan menggandeng sejumlah negara seperti Malaysia dalam program Asean Power Grid, atau kerjasama dalam rangka membentuk jaringan lintas negara yang ditujukan untuk memperkuat kedaulatan energi, terutama di kawasan Asean.

“Kita tahu bahwa energi fosil akan habis, maka kita harus mengembangkan renewable energy. Malaysia sudah lebih maju dari Indonesia dalam hal pengembangan energi tersebut, sehingga kita akan bekerja sama dan belajar dari Malaysia,” kata Sudirman.

Dari yang direncanakan, proses kerjasama Indonesia dan Malaysia bakal berjalan di dua titik meliputi Kalimantan dan Sumatera. Di Sumatera, porgram kerjasama sendiri akan dilaksanakan PT Bukit Asam dengan membangun power generation berkapasitas 2x600 megawatt (MW). Dimana saat ini konstruksi pembangkit tengah berjalan dan diharapkan beroperasi pada 2019 mendatang.

Adapun bentuk kerja sama pemanfaatan listrik di Sumatera,  akan berjalan secara business to business antara PLN dengan perusahaan listrik milik Malaysia. "
Kami menyambut baik kerja sama Asean Power Grid ini, let’s revisit. Jika ke depannya ada hambatan-hambatan, mari kita selesaikan sama-sama," ujar Sudirman.
(dim/dim)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER