Pembayaran Utang Naik, Cadangan Devisa Amblas US$ 2,8 Miliar

CNN Indonesia
Kamis, 09 Jul 2015 09:04 WIB
Penurunan cadangan devisa seiring dengan meningkatnya pembayaran utang luar negeri pemerintah serta intervensi devisa dalam rangka stabilisasi Rupiah.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (kanan) bersama Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara (tengah) dan Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kiri) saat memberikan keterangan terkait penetapan BI rate, seusai Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) cakupan triwulan I-2015. Jakarta, Selasa, 19 Mei 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) mencatat jumlah cadangan devisa Indonesia per Juni 2015 sebesar US$108 miliar, tergerus US$ 2,8 miliar dibandingkan dengan posisi akhir Mei 2015 sebesar US$110,8 miliar.

Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara‎ menjelaskan penurunan cadangan devisa disebabkan oleh meningkatnya pembayaran utang luar negeri pemerintah serta intervensi devisa dalam rangka stabilisasi nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Hal ini merupakan konsekuensi dari tugas BI yang harus di pasar uang dan di pasar obligasi.‎

"Namanya bulan Juni adalah bulan dimana permintaan valas untuk bayar utang, dividen ke luar negeri memang besar. Kedua ya memang tekanan di pasar keuangan juga belum reda sedangkan eksportir biasanya dalam kondisi tekanan malah tidak jual dolarnya, malah hold dolarnya," jelas Mirza di Jakarta, Rabu (8/7) malam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, dalam dua minggu terakhir, aliran dana asing sudah mulai masuk ke dalam negeri, yang terlihat dari penguatan rupiah terhadap dolar AS meski tipis.

"Kita lihat dua minggu terakhir investor asing mulai masuk pasar SBN (Surat Berharga Negara). Kalau pasar saham saja yang masih outflow. Rupiah menguat ke 13.295 itu tanda investor masuk ke SBN," katanya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER