Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan mengapa pertumbuhan ekonomi negara saat ini mengalami perlambatan. Menurut sang Kepala Negara, pada dasarnya perekonomian tidak seperti garis lurus melainkan naik dan turun mengalami percepatan dan perlambatan. Hal itulah, ucap dia, yang disebut dengan siklus ekonomi.
Ia menjabarkan, faktor siklus ekonomi merupakan faktor struktural sehingga tantangan ekonomi Indonesia ke depan sangat mungkin menjadi semakin berat, sebelum kondisi tersebut akhirnya membaik beberapa kuartal selanjutnya.
"Kalau saya, baik ya saya bilang baik. Kalau manis ya saya bilang manis," ujar Jokowi dalam acara Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (9/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Walikota Solo itu menyebutkan, Indonesia tengah menghadapi tantangan ekonomi yang bersifat fundamental. Namun, ia mengaku optimistis pemerintah semakin siap menghadapi tantangan tersebut.
"Mengapa ekonomi saat ini mengalami perlambatan? Harus dipahami bahwa ekonomi kita baru mengakhiri suatu siklus dan sedang kami arahkan menuju satu siklus ekonomi yang baru. Inilah yang saya sebut ekonomi sedang mengalami transisi yang fundamental," katanya.
Jokowi berpandangan, ekonomi negara tengah beralih dari pola konsumsi ke produksi dan dari konsumsi ke investasi. Sebab mesin pertumbuhan dari siklus yang lalu yakni komoditas bahan mentah, sudah tidak bisa diandalkan lagi.
"Kita harus masuk ke hilirisasi, ke industrialisasi. Dunia telah berubah dan menggali komoditas mentah. Baik nikel atau tembaga, sudah tidak bisa lagi menghasilkan kemakmuran sebagaimana sebelumnya karena harga komoditas sedang anjlok turun," ujar Jokowi.
Meski demikian, Jokowi menyebutkan bahwa mesin pertumbuhan baru masih belum bisa bangkit sepenuhnya. Menurut dia, ekonomi negara beberapa tahun kemarin sebenarnya sudah menuju pada tren yang semakin tidak berkesinambungan (
sustainable).
"Misalnya, kredit perbankan yang tumbuh 20 persen per tahun, sementara pertumbuhan ekonomi kita hanya tumbuh 5 sampai 6 persen. Kredit konsumsi, seperti kredit untuk membeli sepeda motor, kredit untuk beli mobil, menurut saya sudah berlebihan," kata dia.
Dengan kondisi perekonomian seperti ini, Jokowi pun memperingatkan agar para pengusaha properti yang gencar membangun pusat perbelanjaan, dan rumah mewah untuk mulai berhati-hati.
(gen)