Jakarta, CNN Indonesia -- Pertumbuhan ekonomi global diprediksi makin melambat tahun ini setelah bertambahnya ancaman krisis finansial akibat sentimen anjloknya bursa saham China hingga krisis Yunani di Eropa.
Lembaga keuangan multilateral International Monetary Fund (IMF) pun kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global. Proyeksi diturunkan menjadi 3,3 persen dari yang sebelumnya diproyeksi 3,5 persen. In merupakan proyeksi terendah sejak pelambatan ekonomi global pada 2009.
"Kita memasuki masa pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat," ujar Chief Economist IMF Olivier Blanchard dalam World Economic Outlook Juli di Washington, Kamis (9/7) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk negara-negara berkembang, perekonomian diperkirakan masih melambat dari 4,6 persen pada 2014 menjadi hanya 4,2 persen pada 2015.
IMF memprediksi perlambatan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Antara lain rendahnya harga komoditas dan pengetatatan kondisi keuangan yang diterapkan masing-masing negara.
Pemulihan ekonomi negara-negara maju diperkirakan akan terjadi tahun ini seperti Amerika Serikat dan Eropa Area 3. Ekonomi negara yang dipimpin Barrack Obama itu diperkirakan akan tumbuh sebanyak 0,1 persen menjadi 2,5 persen.
Sementara pertumbuhan ekonomi Eropa Area 3 yang meliputi Jerman, Perancis, Italia dan Spanyol diprediksi membaik dari yang semula hanya 0,8 persen pada 2014 menjadi 1,5 persen tahun ini.
Ancaman YunaniNamun jatuhnya Yunani ke jurang krisis menjadi ancaman di tengah upaya kembali pulihnya Eropa dari krisis 2013 silam dimana pertumbuhannya mencapai minus 0,4 persen.
Sementara negara-negara Asean termasuk Indonesia diprediksi pertumbuhan ekonominya naik sebanyak 0,1 persen dari tahun lalu menjadi 4,7 persen.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi tidak berlaku bagi negara adidaya China. China diprediksi akan mengalami pelambatan pertumbuhan ekonomi sangat dalam, sehingga IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonominya tahun ini hanya mencapai 6,8 persen, terjun dari tahun lalu yang mencapai 7,4 persen.
Guncangan yang dihadapi bursa China membuat para investor panik dan khawatir akan terjadi perlambatan ekonomi yang semakin dalam. Perlambatan China diprediksi akan menurunkan peringkat perekonomian bagi sejumlah negara berkembang yang memiliki hubungan ekonomi dengan negara tirai bambu itu.
(gen)