BKPM Kebut Penyelesaian 54 Proyek Pendongkrak Ekspor

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Jumat, 10 Jul 2015 14:11 WIB
54 proyek ini terdiri dari industri perkebunan, pertambangan, substitusi impor, hingga manufaktur.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani saat memberikan keterangan terkait perkembangan investor Tiongkok dan Jepang, Jakarta, Rabu, 1 April 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengatakan akan mempercepat penyelesaian 54 proyek dengan total nilai US$ 13,62 miliar dalam beberapa tahun ke depan. Percepatan dilakukan karena proyek-proyek tersebut disebut bisa menghasilkan ekspor sebanyak US$ 3,33 miliar per tahun.

Kepala BKPM Franky Sibarani menjelaskan 54 proyek ini terdiri dari industri perkebunan, pertambangan, substitusi impor, hingga manufaktur. Sampai saat ini menurut Franky, baru dua dari 54 proyek tersebut yang sudah rampung. Investasi yang dihabiskan untuk menyelesaikan proyek komponen otomotif dan hilirisasi pertambangan itu tercatat sebesar US$ 705,52 juta dengan proyeksi ekspor sebesar US$ 533,1 juta per tahun.

"Memang kami inginkan percepatan proyek ini karena punya dampak ekspor yang besar. Konstruksi proyek-proyek ini jadwalnya berbeda-beda, ada yang mulai tahun ini, tahun depan, bahkan sampai 2020," jelas Franky di Jakarta, Jumat (10/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Franky menambahkan, percepatan 54 proyek investasi merupakan bagian dari pemantauan 100 proyek penanaman modal yang dianggap BKPM dapat memberikan nilai signifikan terhadap perekonomian. Sebelumnya, BKPM juga telah memantau sembilan proyek yang memiliki penyerapan tenaga kerja yang besar.

Dengan mempercepat proyek-proyek orientasi ekspor ini, ia juga berharap akan adanya penghematan devisa. Menurut perhitungan yang dilakukan instansinya, tahun ini saja bisa terjadi pengurangan impor sebesar US$ 744 juta apabila konstruksi dari sebuah proyek petrokimia bisa selesai tahun ini.

"Selain itu, kami berharap penghematan devisa bisa lebih karena ada dua proyek besar lainnya di sektor bahan benang dan baja yang rencananya juga akan rampung tahun ini dengan nilai ekspor mencapai US$ 512,2 juta. Ini sudah bukan potensi lagi, tapi memang sesuai business plan pengusaha yang sedang menjalankan konstruksinya," tambahnya.

Untuk tahun ini, 22 dari 54 proyek tersebut diharapkan sudah bisa beroperasi sedangkan 20 proyek bisa mulai beraktivitas tahun depan. Dengan demikian Franky berharap, percepatan realisasi investasi yang dilakukan bisa berimplikasi kepada pencapaian target realisasi investasi pemerintah.

"Saya sering melihat bahwa sebenarnya investasi terus bergerak dan menggerakkan ekonomi di semua daerah. Peran BKPM khususnya melakukan akselerasi agar proyek investasi tidak mengalami kendala. Selain itu, BKPM akan terus berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga untuk mendorong proyek investasi agar berjalan sesuai rencana bisnis para investor," pungkasnya.

Seperti yang telah diketahui sebelumnya, target realisasi investasi BKPM pada tahun ini adalah sebesar Rp 519,5 triliun, atau meningkat dibanding capaian tahun sebelumnya yang sebesar Rp 463,1 triliun. Dari angka tersebut, sebanyak Rp 307 triliun, atau 59,1 persen dari total investasi berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA) dan sisa 40,9 sisanya berasal dari Penanaman Modal dalam Negeri (PMDN). (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER