Pertamina dan Total Sepakat Pasok LNG ke Industri Kaltim

CNN Indonesia
Selasa, 14 Jul 2015 16:46 WIB
Jual beli gas bumi cair (LNG) antara Pertamina dan Total E&P Indonesie sebesar 660 ton akan dipasok dari Blok Mahakam.
Dirut PT Pertamina Dwi Soetjipto saat memberikan keterangan terkait pembubaran anak usaha Pertamina, Petral (Pertamina Energy Trading Limited), Jakarta, Kamis, 13 Mei 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) dan Total E&P Indonesie menandatangani perjanjian jual beli (PJBG) gas bumi cair (LNG) sebesar 660 ton hingga akhir 2015. Perjanjian tersebut dibuat kedua belah pihak guna memenuhi kebutuhan bahan bakar industri pertambangan dan komersial di Kalimantan Timur.

"Kami harapkan perjanjian jual-beli LNG ini mampu mendorong peningkatan industri-industri yang ada di sana khususnya di Kalimantan Timur. Gas sendiri berasal dari Blok Mahakam yang dioperatori oleh Total," kata Dwi Soetjipto Direktur Utama PT Pertamina di Jakarta, Senin (14/7).

Sebagai informasi, saat ini anak usaha Pertamina yakni PT Pertagas Niaga telah memiliki komitmen pembelian LNG dengan empat perusahaan pertambangan, yakni  PT Cipta Krida Tama, PT Rukun Raharja, Berau Coal/BSB, dan PT Kaltim Prima Coal/Thiess.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, dalam masa pilot project Pertagas Niaga telah berhasil mengirimkan LNG ke lokasi tambang Berau, Indominco, dan beberapa konsumen komersial seperti Balcony Mall, Balikpapan.

Selain itu, Pertamina dan afiliasinya pun telah menjadi pioneer dalam pelaksanaan konversi BBM ke LNG di sektor pertambangan Kalimantan Timur melalui pelaksanaan pilot project dengan Berau Coal dan Indominco di tahun 2014. Di mana pegiriman LNG untuk konsumen akan dilakukan dengan menggunakan LNG Iso Tank dengan kapasitas 20 m3 dan diangkut menggunakan truk.

"Pertamina juga telah membangun filling station (Plant 26) di Kilang LNG Bontang yang berkapasitas 200 mmscfd. Saat ini, Kami masih menyiapkan infrastruktur tambahan untuk menangkap pasar lebih luas dengan total potensi permintaan pada 2025 mencapai sekitar 215 juta kaki kubik per hari (mmscfd)," jelas Dwi.

Untuk merealisasikan beberapa proyek tersebut, Pertamina juga telah menyiapkan investasi senilai US$ 156,4 juta atau berkisar Rp 1,8 triliun. Perusahaan minyak dan gas bumi pelat merah tersebut menargetkan proyek infrastruktur tambahan tadi tuntas secara bertahap hingga 2019.

Proyek-proyek tersebut meliputi ekspansi frekuensi LNG filling station di plant 26, loading dan cargo dock di lokasi kilang LNG Badak serta terminal penerima LNG yang masing-masing terdiri dari jetty dan storage di mining site Kaltim Prima Coal, Berau Cluster, dan Kalsel Cluster.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER