Jakarta, CNN Indonesia -- Upaya pemerintah Indonesia di dalam pengadaan cadangan minyak penyangga masih jalan di tempat. Hal tersebut tercermin lantaran sampai detik ini pemerintah belum mampu menyisihkan sejumlah dana yang awalnya akan dikutip dari aksi ambil untung PT Pertamina (Persero) dalam penjualan bahan bakar minyak (BBM).
Seakan menjadi salah satu opsi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pun mewacanakan bakal mengalokasikan pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 sesuai usulan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) beberapa waktu lalu.
"Persiapan itu belum sampai hitung-hitungan detil. Tapi akan kita sampaikan itu dalam pembahasan APBN 2016 berikutnya," ujar Menteri ESDM Sudirman Said di kantornya, Jakarta Rabu (15/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagaimana diketahui, beberapa waktu lalu jajaran Kementerian ESDM menyatakan bahwa pemerintah berencana mengadakan cadangan penyangga selama 30 hari menyusul rendahnya harga minyak dunia.
Selain itu, pemerintah juga akan mendorong Pertamina dan pelaku usaha ritel di bisnis hilir BBM untuk memiliki cadangan operasional (buffer stock) hingga 30 hari dari posisi saat ini di kisaran 18 hingga 22 hari untuk minyak mentah dan produk BBM.
Di mana upaya pengadaan cadangan minyak dengan total 60 hari operasional sendiri dimaksudkan untuk menjamin pasokan minyak (security of supply) jika sewaktu-waktu Indonesia mengalami beberapa force majuere seperti bencana hingga peperangan.
"Tapi kan kita tahu bahwa pemerintah sedang butuh infrastruuktur. Jadi kita (butuh) memahami prioritas. Namun di dalam putaran berikutnya, pembahasan itu akan dibahas dalam APBN 2016 lewat komisi dan banggar," tutur Sudirman.
Dilarang Kutip dari Penjualan BBMDi kesempatan berbeda, Anggota Komisi VII DPR RI Inas Nasrullah mengaskan sudah sepatutnya Indonesia memiliki cadangan minyak penyangga. Ini mengingat hampir 60 persen kebutuhan BBM dalam negeri masih diperoleh dari kegiatan impor.
Disamping itu, Inas bilang upaya pengadaan minyak penyanggga juga dimaksudkan guna menyiasati adanya embargo pasokan minyak dari Singapura. Berangkat dari hal itu, ia pun akan berjanji bakal memperjuangkan wacana tersebut.
"Tapi tidak tepat kalau dana untuk pengadaan cadangan penyangga diambil dari keuntungan penjualan BBM agar tak membebankan masyarakat. Idealnya dana diambil dari alokasi penghapusan subsidi BBM," katanya.
Mengacu catatan Kementerian ESDM, untuk bisa mengadakan cadangan dibutuhkan investasi mencapai US$ 17,25 miliar atau setara Rp 229,6 triliun. Angka itu sendiri sudah termasuk pembangunan fasilitas. berikut stok minyak mentah dan BBM selama 60 hari.
(gen)