Manajemen PT Total E&P Indonesie mengisyaratkan masih belum menemui kesepakat formal dengan pemerintah dan PT Pertamina (Persero) menyusul penetapan (
sharedown) besaran hak partisipasi atau
participating interest (PI) Blok Mahakam pasca 2017.
"Saat ini masih terlalu dini bagi kami untuk memberikan komitmen terhadap keputusan apapun atau besaran partisipasi. Namun kami siap untuk berbuat yang terbaik guna mencapai suatu kesepakatan," ujar Presiden and General Manager Total, Hardy Pramono dalam keterangan resmi yang diperoleh CNN Indonesia, Jumat (10/7).
Hardy mengungkapkan, pihaknya pun menyatakan kesiapannya untuk berdiskusi dengan Pertamina selaku pemegang saham minoritas dan kontraktor baru dari Blok Mahakam pada 2018. Akan tetapi, perusahaan migas asal Perancis ini masih mengharapkan agar pihaknya dapat tetap dilibatkan di dalam pengoperasian aktivitas eksplorasi dan produksi blok yang terletak di Kalimantan Timur tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Total E&P Indonesie siap untuk berdiskusi dengan Pertamina mengenai partisipasinya dalam kelanjutan Blok Mahakam dan untuk memulai sebuah era baru kerjasama antara kedua perusahaan. Tujuan Kami adalah untuk tetap menghadirkan keahlian kami demi memastikan kelanjutan operasi bagi keuntungan negara, Indonesia. Tentu saja hal ini tergantung pada
terms and conditions yang akan disepakati pasca diskusi," cetusnya.
Sebagaimana diketahui, pada Rabu (8/7) kemarin kedua pihak dijadwalkan menggelar diskusi detil perihal term and condition blok Mahakam di kantor pusat Pertamina. Akan tetapi, sampai saat ini kedua perusahaan masih enggan berbagi info perihal hasil pertemuan tersebut.
Bahkan, jajaran Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengaku belum mendapat laporan yang rinci mengenai hasil pembahasan. "Saya belum dengar hasil. Tapi kalau mereka datang, itu satu indikasi kalau mereka menyetujui porsi PI sebesar 30 persen. Yang pasti itu urusan bisnis, pemerintah nggak ikut campur," ujar Djoko Siswanto, Direktur Pengusahaan Hulu Minyak dan Gas Bumi.