Rupiah Terus Terkapar, BI Berharap Arahan The Fed

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Selasa, 04 Agu 2015 13:08 WIB
Jika Fed rate segera diumumkan, maka volatilitas di pasar mata uang bisa ditekan dan tak membuat dolar Amerika Serikat (AS) menguat.
Janet Yellen, Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat. (REUTERS/Kevin Lamarque)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) berharap bank sentral Amerika Serikat segera mengumumkan suku bunga acuan The Fed rate agar nilai mata uang rupiah menjadi stabil. Pejabat bank sentral meyakini jika Fed rate segera diumumkan, maka volatilitas di pasar mata uang bisa ditekan dan tak membuat dolar Amerika Serikat (AS) menguat seperti sebelumnya.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan bahwa setelah Fed rate nantinya diubah, maka bisa dipastikan mata uang lainnya juga akan terpengaruh tak hanya Rupiah saja. Alasannya, ia menyebut pelemahan rupiah kali ini lebih disebabkan oleh pengaruh eksternal seperti penguatan ekonomi AS.

"Rupiah tertekan karena kondisi eksternal seperti kekuatan AS dan statement Fed rate akan naik. Kalau jelas Fed rate naik, situasi kami harap akan lebih stabil," terang Agus di Jakarta, Selasa (4/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengingat faktor pelemahan rupiah adalah faktor eksternal, BI mengaku sering melakukan intervensi ke dalam pasar valuta asing untuk menjaga nilai tukar rupiah. Agus mengklaim, hal itu terlihat dari penurunan cadangan devisa yang digunakan untuk menstabilkan nilai rupiah tersebut.

Sebagai informasi, cadangan devisa pada akhir Juni tercatat sebesar US$ 108 miliar dimana angka ini lebih rendah US$ 2,8 miliar, atau 2,52 persen dibandingkan dengan posisi akhir bulan Mei 2015 sebesar US$ 110,8. Dengan posisi devisa seperti demikian, maka Indonesia masih bisa membiayai 6,8 bulan impor.

"Volatilitas kita tetap terjaga karena di bawah 8 persen. Untuk itu, BI akan selaku ada di pasar untuk jaga stabilitas kurs," jelasnya.

Sebagai informasi, The Fed sendiri hingga saat ini masih belum memberikan sinyal penaikan suku bunga acuan Fed rate. Dalam rapat FOMC pekan lalu, instansi yang dipimpin Janet Yellen ini berkesimpulan bahwa peningkatan Fed Rate akan terjadi jika ada perbaikan di angka pengangguran dan angka inflasi akan kembali ke angka 2 persen.

Sedangkan depresiasi rupiah sendiri dikatakan BI telah mencapai 8,5 persen dari Januari hingga Juli tahun ini dengan angka bulanan rata-rata sebesar 1 persen. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER