Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro mengaku kaget melihat tingginya animo pembelian surat utang berdenominasi yen Jepang, Samurai
bond, yang jenisnya tidak bergaransi. Padahal, pemerintah pada awalnya hanya ingin menerbitkan surat utang berjenis itu dengan jumlah yang lebih sedikit.
Dikatakan Bambang, permintaan Samurai
bond tak bergaransi mencapai 45 persen. Awalnya pemerintah hanya ingin menerbitkan surat utang tak bergaransi sebesar 20 persen saja. Garansi atas sebagian Samurai
bond ini dilakukan oleh Japan Bank for International Cooperation (JBIC).
"Dengan adanya permintaan Samurai
bond yang melebihi perkiraan, artinya investor Jepang sudah semakin nyaman dengan surat utang kita," ujar Bambang di Jakarta, Selasa (4/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan banyaknya investor yang meminta Samurai
bond tak bergaransi, ia juga berharap adanya pengurangan biaya investasi bagi investor. Selain itu, Bambang mengatakan bahwa Samurai
bond yang keluar sudah sebesar US$ 1 miliar.
Sebagai informasi, pemerintah telah menerbitkan Samurai
bond pada hari ini dengan nilai 60 miliar yen, yang terdiri atas tiga tenor mulai 3 hingga 10 tahun dan terdiri dari yang bergaransi dan tak bergaransi. Lebih lanjut, tiga arranger penerbitan ini adalah Mizuho Bank, Nomura, dan SMBC Nikko Securities.
Asal tahu, pemerintah telah tiga kali menerbitkan Samurai
bond sejak 2009. Pada penerbitan perdana, pemerintah mengantongi 35 miliar yen dari emisi Samurai
bond, lalu meningkat menjadi 60 miliar yen pada 2010, dan 60 miliar yen pada 2012.
(gen)