Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) berencana menambah daerah penjualan pertalite ke tiga kota di Jawa Tengah, yaitu Boyolali, Solo, dan Semarang pada tahun ini. Rencana ini menjadi bagian dari strategi bisnis perusahaan yang menginginkan 5 persen penjualan bahan bakar minyak (BBM) disumbang dari pertalite.
Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang menjelaskan dirinya masih mempersiapkan semua hal yang dibutuhkan untuk mulai memasarkan BBM dengan kadar RON 90 ke tiga kota tersebut. Sampai saatnya tiba, Bambang menyebut penambahan jumlah SPBU yang melayani penjualan pertalite baru akan dilakukan di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Jabotabek) sehingga menyentuh angka 115 SPBU.
"Sebentar lagi kami akan menambah pasokan Pertalite ke 14 SPBU di Jabotabek dan nantinya akan memasok pertalite ke Boyolali, Solo, dan Semarang di Jawa Tengah. Kenapa tiga kota itu, karena kami mau fokuskan dulu penjualan pertalite di pulau Jawa," ujar Bambang di kantornya, Jakarta, Rabu (5/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga akhir tahun nanti, Pertamina berencana untuk menyediakan pertalite ke 500 SPBU di sejumlah kota di Indonesia. Dengan menambah jumlah SPBU yang menjual pertalite, Pertamina menargetkan jumlah penjualannya bisa mencapai angka 5 persen dari total penjualan BBM perusahaan hingga akhir tahun.
Sebagai informasi, Pertamina menargetkan penjualan BBM sebesar 62,78 juta kilo liter (KL) hingga akhir tahun 2015, atau naik tipia dibandingkan realisasi tahun lalu sebesar 62,39 juta KL. Dengan demikian, perusahaan diharapkan bisa menjual Pertalite sebesar 3,14 juta KL hingga akhir tahun.
"Dari seluruh SPBU yang menjual pertalite, produk itu meraih pangsa 12 persen dari total penjualan BBM per 1 Agustus kemarin. Kami yakin bisa menambah penjualan pertalite karena data penjualan yang kami punya menunjukkan peningkatan setiap harinya dan pemilik SPBU lebih untung menjual pertalite karena memiliki margin Rp 300 per liternya, sedangkan margin premium hanya Rp 270 per liter," katanya.
Lebih lanjut, Ahmad mengatakan bahwa angka pangsa pasar tersebut semakin bertambah pada 4 Agustus dimana pertalite berhasil mengambil pangsa pasar sebesar 14,5 persen dari total penjualan BBM Pertamina yang tersebar di Jabotabek, Surabaya, dan Bandung. Bahkan angka pangsa pasar pertalite ini bisa lebih besar jika selisih dengan harga premium lebih kecil dari Rp 1.000 per liternya.
"Sekarang kan selisih dengan premium adalah Rp 1.000 per liter, kalau misalkan di bawah itu, katakan Rp 500 per liternya, bisa saja penjualan pertalite ngebut," katanya.
Sebagai informasi, harga pertalite per liter dibanderol Rp 8.400 sedangkan premium dihargai Rp 7.300 per liter. Sedangkan hingga akhir tahun mendatang, perusahaan sendiri menargetkan 20 hingga 30 persen pengguna premium beralih menggunakan pertalite jika selisih harga antara kedua jenis BBM mencapai Rp 900 per liter.
"Tapi bukan berarti kedepannya kami ingin mengubah seluruh pengguna premium menjadi pertalite. Pertalite ini kan hanya salah satu pilihan masyarakat. Namun jujur saja, pertalite ini kami gaungkan untuk menutupi beberapa kerugian yang kami alami di semester I lalu," jelas Ahmad.
Sebagai informasi, sepanjang Semester I tahun ini Pertamina telah menjual 30,07 juta KL BBM dengan rincian 71 persen penjualan Premium, 12 persen penjualan Pertalite, dan Pertamax sebesar 16 persen.
(gen)