Penjualan Premium Merosot Sejak Pertamina Jual Pertalite

Diemas Kresna Duta | CNN Indonesia
Senin, 10 Agu 2015 15:04 WIB
Penjualan premium berkontribusi 68 persen dibandingkan sebelumnya 79 persen dari total penjualan BBM Pertamina. Sementara pertalite sebesar 13 persen.
Petralite merupakan BBM yang memiliki oktan 90, artinya lebih rendah dari Pertamax yang memiliki oktan 92 dan lebih tinggi dari Premium yang memiliki oktan 88. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) melansir angka penjualan bahan bakar minyak (BBM) penugasan jenis premium mengalami penurunan signifikan, pasca diluncurkannya produk pertalite pada 24 Juli 2015 lalu.

Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menyebutkan pangsa pasar premium terhadap seluruh jenis BBM yang dijual perseroan berkurang dari sebelumnya 79 persen menjadi 68 persen.

Wianda menjelaskan, berkurangnya porsi penjualan premium lantaran permintaan pertalite di masyarakat terus meningkat. Ia mencatat saat ini jumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang menjual pertalite ada sebanyak 163 unit, padahal saat meluncurkannya pertama kali Pertamina hanya menjual pertalite melalui 103 unit SPBU.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Terhitung sejak 9 Agustus 2015 jumlah SPBU yang melayani penjualan pertalite mencapai 163 SPBU. Terdiri dari 95 SPBU di wilayah Pertamina Marketing Operation Region III (Jawa bagian Barat) dan 69 titik SPBU di wilayah Pertamina Marketing Operation Region V (Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara),” kata Wianda, Senin (10/8).

Meskipun belum genap sebulan dijual ke masyarakat, Wianda mengatakan penjualan pertalite telah berkontribusi sekitar 13 persen terhadap seluruh penjualan produk BBM Pertamina.

Tersedia di 34 Kota

Beberapa kabupaten/kota baru yang dijadikan target penjualan pertalite oleh Pertamina antara lain Bogor, Depok, dan Sumedang di MOR III, Badung, Gianyar, Denpasar, Bojonegoro, Nganjuk, Kota dan Kabupaten Kediri, serta Pasuruan di MOR V. Dengan demikian, saat ini pertalite telah dijual di 34 kabupaten/kota di Indonesia.

“Dengan perluasan ini diharapkan konsumen dapat dengan mudah mengakses Pertalite sebagai bahan bakar pilihannya, terutama bagi konsumen yang menginginkan bahan bakar dengan RON yang lebih tinggi dari Premium namun dengan harga terjangkau,” ujar Wianda.

Meski dinilai bakal menjadi produk pengganti dari premium dalam beberapa waktu mendatang, sejumlah kalangan meminta Pertamina mengungkap mekanisme pengadaan pertalite dengan transparan. Sebab keberadaan Pertalite diyakini sebagai produk impor lantaran fasilitas kilang Pertamina tak memenuhi spesifikasi untuk memproduksi BBM jenis tersebut kecuali kilang Balongan.

Selain itu, manajemen perusahaan pelat merah juga harus menjaga mutu serta kualitas pertalite. Sebab Pertamina diketahui tidak membedakan fasilitas penyimpanan dan penjualan premium dengan pertalite sebelum menjualnya ke masyarakat.

Padahal harga jual pertalite dilego di level Rp 8.400 per liter, atau lebih mahal dari harga jual premium.

"Apabila produk pertalite dari sisi kualitas dan harga bisa diterima pasar serta menguntungkan Pertamina dalam bersaing dengan produk-produk kompetitornya seperti Shell dan Total, maka ke depan Pertamina harus segera menyiapkan infrastruktur di depo untuk tangki penampung khusus pertalite yang dedicated. Bukan kanibal tangki premium," kata pemerhati kebijakan energi Yusri Usman. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER