Sepekan Pertalite Dijual, Respons Konsumen Beragam

Agung Hepi Pitoyo, CNN Indonesia TV | CNN Indonesia
Kamis, 30 Jul 2015 17:42 WIB
Umumnya konsumen mencoba Pertalite karena harganya yang lebih rendah dari Pertamax 92. Apa respons mereka setelah memakai BBM itu?
Ilustrasi Pertalite (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Varian baru bahan bakar minyak (BBM) dari Pertamina, Pertalite, telah diperkenalkan ke masyarakat sejak Jumat (24/7). Harga BBM berwarna hijau cerah ini ditetapkan di antara Pertamax dan Premium.

Respons masyarakat yang memakai bahan bakar ini beragam. Umumnya mereka mencoba Pertalite karena harganya yang lebih rendah dari Pertamax 92. “Dulu saya pakai Pertamax, berhubung beda harga sedikit, ya coba Pertalite,” kata Basit, pengisi BBM sepeda motor di SPBU CoCo Abdul Muis Jakarta Pusat.

Hal senada juga diungkapkan Dada, pria paruh baya yang berprofesi sebagai pengemudi mobil pribadi. Dia mengatakan mesin mobilnya jadi lebih bertenaga dibanding jika mengisi Premium. Dada menyarankan harga Pertalite lebih murah lagi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wianda Pusponegoro, Vice Presiden Communication PT Pertamina (Persero), mengatakan BBM beroktan 90 memang dirancang bagi konsumen yang menginginkan bahan bakar berkualitas di atas Premium di bawah Pertamax.

"Pangsa pasar ini yang kita bidik. Alhamdulillah selama hampir seminggu ini permintaan Pertalite terus naik,” ujar Wianda. Dia bilang sebanyak 1.377 kilo liter Pertalite telah terjual sampai dengan 28 Juli 2015 atau 275 kilo liter perhari di 101 SPBU uji coba.

Ini masih jauh dari angka penjualan Pertamax yang mencapai 7.900 kilo liter per hari secara nasional. Masa pengujian pasar ini, kata Wianda, akan berlangsung selama dua bulan. Tapi ini bisa diperpanjang jika respons dari pasar baik.

Mengenai perpindahan konsumen dari Pertamax ke Pertalite, Wianda mengakuinya. "Namun jumlahnya tidak besar, karena segmen pasarnya berbeda,” kata Wianda di kantor pusat Pertamina siang ini.

Khusus untuk penjualan Pertalite di SPBU Coco Abdul Muis, Jakarta Pusat, tempat BBM ini diluncurkan, pada hari pertama penjualannya mencapai 6.473 liter. Rata-rata penjualannya, sampai dengan hari ini, adalah 6.000 liter per hari.

Pertalite adalah produk BBM tambahan yang dijual di 101 SPBU di Jakarta, Jawa Barat, dan Surabaya. BBM ini mengandung RON 90 tanpa timbal, plus kandungan sulfur 180 ppm dan stabilitas oksidasi di atas 480 menit. BBM ini memiliki warna hijau terang dan jernih. 

Keputusan Pertamina menjual Pertalite sendiri tak lepas dari kritik. Pertamina dianggap kurang transparan mengenai mekanisme pengadaan BBM ini. Pertalite diyakini produk impor karena fasilitas kilang Pertamina tak memenuhi spesifikasi, kecuali Balongan.

Tak ayal, lantaran Pertalite belum diproduksi di dalam negeri neraca dagang Indonesia akan terus tertekan menyusul kian meningkatnya jumlah minyak impor.

"Sebagai badan usaha milik negara ( BUMN) seharusnya Pertamina mempunyai tugas melayani kebutuhan BBM rakyat tersedia murah dan aman. Jadi adalah keliru besar kalau Pertamina bersikap seperti badan intelijen tatkala menjual variasi produk baru BBM yaitu Pertalite dan menjadikan mekanisme pengadaannya penuh teka-teki," ujar pemerhati kebijakan energi, Yusri Usman kepada CNN Indonesia beberapa waktu lalu. (ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER