Kendalikan Inflasi, Kemendag Buka Opsi Impor Pangan

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Sabtu, 15 Agu 2015 08:00 WIB
Dengan perhitungan yang detil, Menteri Perdagangan, Thomas Lembong menilai opsi impor tak berdampak besar pada neraca perdagangan.
Mantan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel memberikan pidato disaksikan Menteri Perdagangan Terpilih Thomas Lembong, saat serah terima jabatan di kementrian Perdagangan, Jakarta, Rabu, 12 Agustus 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah mengantongi sejumlah strategi guna menyiasati besaran inflasi yang dipatok pada level 4,7 persen dalam Nota Keuangan tahun anggaran 2016.

Untuk mencapai target tersebut, jajaran Kementerian Perdagangan mengisyaratkan bakal membuka opsi keran impor untuk beberapa komoditas termasuk pangan. 

"Rasanya kok perlu buka keran impor supaya inflasi terbantu," kata Menteri Perdagangan, Thomas Lembong dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (14/8). 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Thomas mengatakan, adanya rencana untuk membuka keran impor pangan dilakukan untuk mengendalikan harga-harga pangan yang beredar di masyarakat. Dengan perhitungan yang detil, katanya opsi untuk membuka keran impor pun dinilai tak bakal berdampak besar pada posisi neraca perdagangan Indonesia. 

"Jadi kesan saya adalah kalau andaikata kita buka keran impor, itu neraca perdagangannya masih oke tapi ada dampak positif bagi inflasi. Maksudnya penurunan inflasi kita mungkin besar," ujar Thomas. 

Koordinasi antar Kementerian
 
Meski telah mempertimbangkan opsi impor, Thomas bilang pihaknya belum bisa memastikan komoditas pangan apa saja yang dibuka. Ia pun mengatakan akan lebih dulu melakukan koordinasi dengan sejumlah kementerian terkait seperti Menteri Pertanian, Menteri Perindustrian, dan Menteri Kelautan dan Perikanan. 


"Saya nggak mau melangkahi menteri-menteri yang lain. Pesan dari Pak Jokowi itu jelas sekali kita perlu teamwork. Jadi saya perlu koordinasi dulu dengan pak Menko (Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution) dan menteri yang lain sebelum saya bisa ngomong," katanya. 

Kendati demikian, Thomas memastikan akan tetap menekankan pentingnya swasembada pangan Indonesia meski untuk mencapai target tersebut memerlukan waktu secara bertahap. 

"Jadi bagaimana kita bisa mengimbangi di satu sisi kita mau segera swasembada pangan, di lain sisi kalau kita tutup keran impor terlalu drastis harga pangan akan melonjak dan berdampak kepada inflasi," ujar Thomas.
(dim/ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER