Berkat Hilirisasi, Ekspor Tambang Indonesia Meroket 483%

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Selasa, 18 Agu 2015 16:47 WIB
Sepanjang Januari hingga Juli 2015, beberapa komoditas pertambangan ekspor nasional telah menyentuh angka US$ 1,95 miliar, atau meningkat 483 persen.
Ilustrasi Smelter. (CNN Indonesia/Thinstock).
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor beberapa komoditas pertambangan Indonesia meroket tajam menyusul kewajiban hilirisasi yang mulai diberlakukan sejak 2014 silam.

Dari catatan BPS, pada periode Januari hingga Juli 2015 kemarin komoditas ekspor pertambangan meliputi bijih, kerak, dan abu logam tercatat telah menyentuh angka US$ 1,95 miliar atau mencapai Rp 26 triliun.

Angka ini diketahui meningkat 483 persen ketimbang periode yang sama tahun sebelumya yang hanya mencapai US$ 334,6 juta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Ini karena ada larangan ekspor untuk komoditi yang langsung dari pertambangan. Jadi sebelum diekspor harus (diolah dulu) melalui smelter,” kata Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS), Adi Lumaksono dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (18/8).

Meski mengalami peningkatan yang signifikan, Adi bilang, kontribusi beberapa komoditas tambang tadi masih tergolong kecil terhadap total capaian ekpor pada periode Januari-Juli 2015 yang jumlahnya hanya mencapai 2,49 persen. (Baca: Pemerintah Janjikan Perbaikan Iklim Investasi Pertambangan)

Di mana komoditas dengan kontribusi tertinggi masih berasal dari lemak dan minyak hewan atau nabati dengan nilai ekspor mencapai US$ 11,22 miliar atau berkontribusi sebesar 14,31 persen, disusul komoditas bahan bakar mineral senilai US$ 10,02 miliar atau berkontribusi sebesar 12,79 persen.

"Tapi karena (smelter) sudah dibangun maka ekspor pertambangan terjadi peningkatan yang cukup signifikan," tambah Adi.

Sebagai informasi, di sepanjang medio Januari hingga Juli 2015 total total ekspor Indonesia tercatat menyentih US$ 89,76 miliar, atau turun 12,81 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. (Simak juga: Pemerintah Bakal Ubah Aturan Izin Pertambangan)

Adi mensinyalir adanya penurunan total ekspor dikarenakan adanya penurunan ekspor nonmigas selama periode tujuh bulan pertama 2015 yang hanya mencapai US$ 78,37 miliar, turun sekitar 7,55 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu US$ 84,77 miliar. (dim/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER