Rupiah Anjlok, Dede Yusuf Khawatir Ada Bank Kolaps

Gilang Fauzi | CNN Indonesia
Selasa, 25 Agu 2015 16:48 WIB
Partai Demokrat menyarankan pemerintah merangkul elemen masyarakat atau profesional yang ahli dalam bidang perekonomian untuk mengatasi gejolak pasar uang.
Dede Yusuf Macan Effendi, Anggota Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).(CNN Indonesia/Rengga Sancaya)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dede Yusuf Macan Effendi, Anggota Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menilai, perombakan kabinet yang dilakukan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) tidak membuahkan hasil positif terhadap pergerakan roda perekonomian Indonesia. Pasalnya, pergantian menteri yang dilakukan Jokowi tak mampu meredam kejatuhan rupiah dan indeks saham.

"Saya khawatir dalam waktu dekat ini ada bank yang kolaps. Kalau ada, ini tanda-tanda. Gubernur Bank Indonesia harus dipanggil," ujar Dede di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (25/8).
 
Belajar dari pengalaman krisis sebelumnya, kata Dede, pemerintah harus mempertimbangkan perlu atau tidak dibentuk tim khusus penangulangan krisis.

Kendati daya tahan Indonesia menghadapi krisis sudah teruji, Mantan Wakil Gubernur Jawa Barat ini menegaskan ancaman krisis tersebut tetap harus diantisipasi serius oleh pemerintah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam menghadapi gejolak pasar uang saat ini, Dede berpendapat pemerintah seharusnya merangkul elemen masyarakat atau profesional yang ahli dalam bidang perekonomian. Cara itu diharapkan bisa memecah kebuntuan.

"Pada dasarnya, di Indonesia ada ratusan-ribuan orang yang punya keahlian untuk membantu pemerintah. Diajak dong. Itu yang harus dilakukan," kata politisi Partai Demokrat ini.

Pada kesempatan terpisah, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono angkat suara menyoroti melemahnya kondisi perekonomian Indonesia. Anjloknya nilai tukar rupiah yang menembus Rp 14 ribu, menurutnya, telah menyita perhatian publik, terutama kalangan ekonom dan pebisnis.

Menurut SBY, panggilan akrab Susilo, pemerintah saat ini perlu merangkul semua elemen pemerintah dan masyarakat untuk duduk bersama mengatasi duduk permasalahan.

"Saat ini yang diperlukan adalah kepemimpinan dengan direktif yang jelas; solusi, kebijakan dan tindakan yang cepat dan tepat; serta dukungan semua pihak," ujar SBY dalam akun twitter resminya.

Presiden RI ke-6 itu tidak menampik bahwa Indonesia kerap dirundung gejolak perekonomian. Namun, dia berharap pemerintah bisa mengambil pengalaman saat Indonesia berhasil bangkit dari keterpurukan ekonomi seperti pada 2008.

Menurut SBY, pemerintahannya kala itu berhasil meminimalisir dampak krisis global karena pemerintah pusat/daerah, dunia usaha, BUMN, ekonom dan pimpinan media bersatu. (ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER