Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perindustrian, Saleh Husin mengakui kinerja kementeriannya jauh dari harapan mengingat banyaknya program kerja yang dirancang belum bisa dilaksanakan. Akibatnya, realisasi penyerapan anggaran Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pada paruh pertama tahun ini masih rendah, yakni baru sebesar Rp 1,2 triliun atau 26,15 persen dari pagu Rp 4,59 triliun.
Saleh menyebutkan, kegiatan Kemenperin yang menghambat penyerapan antara lain bantuan revitalisasi pabrik gula senilai Rp 153,9 miliar yang gagal dilaksanakan menyusul penolakan PT Perkebunan Nasional (PTPN) III. PTPN III menolak bantuan Kemenperin karena BUMN kebun itu telah menerima penyertaan modal negara (PMN) dari Kementerian BUMN.
Sebenarnya, lanjut Menperin, pihaknya bisa menghabiskan anggaran sebesar Rp 1,35 triliun (29,41 persen) jika proses revitalisasi pabrik gula lancar pada semester I. Namun, Saleh berjanji akan tetap menggelontorkan uang tersebut di semester II ini dalam bentuk alokasi lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Realokasi kegiatan revitalisasi gula sebesar Rp153,9 miliar tersebut nantinya akan kita alokasikan untuk mendukung program hilirisasi dan peningkatan daya saing industri agro," jelas Saleh di Jakarta, Selasa (1/9).
Untuk meningkatkan serapan anggaran pada sisa tahun ini yang sebesar Rp 3,39 triliun, Kemenperin rencananya juga akan mencairkan dana beberapa proyek yang kini belum dibuka blokirnya. Namun, Saleh tak merinci jenis-jenis proyek yang dimaksud.
Angka penyerapan Kemenperin pada tahun ini terbilang lebih lambat dibanding tahun lalu. Pada semester I 2014, Kemenperin berhasil membelanjakan anggaran sebesar Rp 871,85 juta atau 33,08 persen dari total pagu anggaran Rp2,64 miliar. Sisa anggaran belanja tersebut dikebut pencairannya sehingga pada akhir tahun lalu realisasi penyerapan anggaran Kemenperin mencapai 91,55 persen dari total anggaran.
(ags)