Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah bersiap menarik utang sebesar US$ 11 miliar dari Bank Dunia dan sebesar US$ 5 miliar dari Bank Pembangunan Asia (ADB) guna membiayai proyek-proyek infrastruktur.
"Ini sebenarnya utang-utang yang sudah komitmen lama, tapi ada unsur-unsur baru ADB untuk membantu kita lebih banyak, termasuk misalnya yang US$ 5 miliar, dan dari World Bank juga dengan proyek-proyeknya mereka akan kasih kita US$ 11 miliar," ujar Sofjan Wanandi, Ketua Tim Ahli Wakil Presiden di Kantor Wakil Presiden, Rabu (2/9).
Sofjan menjelaskan kedua pinjaman ini bersifat jangka panjang untuk mendanai proyek-proyek berdurasi hingga 30 tahun yang masuk dalam buku biru (
blue book) Bappenas. Adapun bunga pinjaman keduanya dinilai ringan oleh pemerintah karena hanya berkisar 1 hingga 3 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya pikir semua bantuan pembiayaan infrastruktur diarahkan untuk diambil jangka panjang, multilateral yang cukup, dan bunganya ringan, rata-rata 1 sampai 3 persen (ADB), kalau World Bank 1 persen untuk 30 tahun, gross rate 10 tahun," ujar Sofjan.
"Tapi tetap ya dana prioritas kita ambil dari APBN, ini kan pinjaman ini untuk tambahan," Sofjan melanjutkan.
(ags)