Jakarta, CNN Indonesia -- Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih mengalami fluktuasi yang cukup tinggi setelah anjloknya volume dan nilai transaksi hingga 30 persen pada sepekan terakhir. Pemodal asing tercatat masih melakukan aksi jual bersih saham, mencapai Rp 831 miliar.
Sekretaris Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia Irmawati Amran menyatakan, selama periode 31 Agustus 2015 hingga 4 September 2015 IHSG masih bergerak secara fluktuatif.
“Setelah sempat mengalami kenaikan sebesar 1,43 persen ke level 4.509,607 di awal pekan kemarin, IHSG pada akhir pekan kemarin ditutup di level 4.415,343 atau turun 0,69 persen dibandingkan penutupan pada pekan sebelumnya,” jelasnya dalam keterangan resmi, Minggu (6/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian melemah sebesar 30,5 persen dari Rp 6,52 triliun menjadi Rp 4,53 triliun. Lebih lanjut, rata-rata volume dan frekuensi transaksi masing-masing turun sebesar 30,7 persen dan 34,2 persen.
“Selama periode 31 Agustus 2015 hingga 4 September 2015, investor asing mencatatkan jual bersih (net sell) senilai Rp 831 miliar. Sepanjang tahun ini (year to date), investor asing mencatatkan net sell senilai Rp 7,90 triliun,” ujarnya.
Di sisi lain, Irmawati menilai meski IHSG masih dalam volatilitas yang cukup tinggi, hal itu tak menyurutkan minat emiten untuk mendapatkan pendanaan dari pasar modal. Volatilitas yang tinggi pada pasar saham disiasati oleh emiten dengan mencari pendanaan melalui penerbitan obligasi dan sukuk korporasi.
“Hal tersebut terlihat dari total emisi obligasi dan sukuk korporasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) di sepanjang tahun ini telah berjumlah 36 emisi dengan nilai emisi Rp 47,07 triliun,” jelasnya.
Dari sisi nilai emisi, jumlah total emisi obligasi dan sukuk korporasi sampai dengan akhir pekan ini (year to date) telah melampaui pencapaian di sepanjang 2014 dengan total nilai emisi Rp 46,84 triliun dari hasil penerbitan 49 obligasi dan sukuk.
Dengan demikian, total nilai emisi obligasi dan sukuk sampai dengan saat ini berjumlah 271 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp 246,66 triliun dan USD100 juta, diterbitkan oleh 104 Emiten. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 96 seri dengan nilai nominal Rp 1.367,8 triliun, dan 5 EBA senilai Rp 2,71 triliun.
“Untuk data emiten baru sampai dengan saat ini sudah ada 12 emiten yang telah mencatatkan saham di BEI dengan nilai emisi Rp 9,02 triliun. Sekedar informasi, di sepanjang tahun lalu ada 24 emiten yang mencatatkan saham di BEI dengan nilai emisi Rp 9,12 triliun,” kata Irmawati.
(gir/gir)