Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) terus menggiatkan kegiatan pemasaran guna menarik masuknya investasi ke Indonesia. Kepala BKPM Franky Sibarani dijadwalkan akan menghadiri berbagai
event business forum dan
one on one meeting di Milan, Italia dan London, Inggris mulai 7-11 September 2013.
Menurut Franky, langkah pemasaran investasi yang dilakukan BKPM di kedua negara ini merupakan upaya untuk menarik arus investasi dari negara-negara Eropa. Hal tersebut juga sejalan dengan penambahan fokus pemasaran investasi BKPM pada semester II 2015 dengan memasukkan negara Malaysia, Australia, Inggris, Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab.
“Penyelenggaraan event pemasaran investasi di Milan bertepatan dengan momentum penyelenggaraan World Expo Milano, sehingga dapat menyasar investor dari berbagai negara di Eropa. Hari ini BKPM berencana menggelar
business forum potensi investasi di Indonesia. Sektor yang secara khusus akan dipasarkan dalam
event ini adalah investasi di di bidang pariwisata,” ujar Franky dalam keterangan resmi, dikutip Senin (7/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan setelah Milan, BKPM akan melanjutkan
business forum dan
one on one meeting di London, Inggris, untuk menjaring minat investor dari negara tersebut.
Menurutnya, Inggris merupakan salah satu negara yang menanamkan investasi terbesar Indonesia. Sepanjang periode 2010-2014, Inggris menempati peringkat ke delapan negara dengan realisasi investasi terbesar di Indonesia dengan nilai investasi US$ 4,29 miliar. Sementara sepanjang Semester I 2015, realisasi investasi Inggris di Indonesia mencapai US$ 0,42 miliar.
“Potensi investasi Inggris di Indonesia masih cukup besar. BKPM mencatat
stock net izin prinsip investasi Inggris yang belum terealisasi dari 2010 hingga Semester I 2015 mencapai US$ 1,7 miliar,” kata mantan Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPPMI) tersebut.
Oleh karena itu untuk mendorong komitmen investasi tersebut bisa direalisasikan, Franky akan memaparkan sejumlah insentif menarik investasi baru ke Indonesia. Karena, harus diakui investasi Inggris yang masuk ke Indonesia masih relatif kecil dibandingkan keseluruhan
outward investment Inggris di dunia.
“Menurut catatan
foreign direct investment markets yang dikeluarkan Financial Times, Indonesia menempati peringkat 55
outward investment Inggris sepenjang semester I 2015,” jelas Franky.
Berdasarkan analisis BKPM, untuk memenuhi target realisasi investasi Rp 3.500 triliun periode 2015-2019, dibutuhkan pengajuan izin prinsip senilai Rp 7 ribu triliun-Rp 8.500 triliun atau dua kali lipatnya. Asumsi tersebut didasarkan pada rata-rata rasio realisasi investasi sebesar 40-50 persen dari rencana investasi yang diajukan izin prinsipnya ke BKPM.
(gen)