Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto diminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menekan harga avtur yang dijualnya di seluruh bandara. Tingginya selisih harga avtur di Bandara Changi, Singapura menurut Jokowi membuat harga avtur Pertamina tidak kompetitif.
“Harga avtur di Singapura dari berbagai ketentuan seperti pajak dan sebagainya bisa lebih rendah sekitar 10-15 persen. Memang kami harus menurunkan harga itu supaya bisa kompetitif dengan Singapura,” ujar Dwi di Istana Kepresidenan, Selasa petang (8/9).
Menurut Dwi, satu-satunya cara untuk dapat menekan harga avtur adalah dengan melakukan efisiensi dalam proses produksi di kilang yang saat ini tengah dikerjakan perseroan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Jadi butuh inovasi di kilang dan ini sedang disiapkan. Mudah-mudahan Oktober 2015 ini kami bisa melakukan langkah-langkah perbaikan sehingga biaya produksi di kilang kami bisa lebih efisien atau lebih rendah,” kata Dwi.
Mantan bos PT Semen Indonesia Tbk itu menambahkan, kalau pemerintah ingin harga avtur lebih rendah lagi tentunya bisa membantu perusahaan pelat merah yang dipimpinnya untuk menekan biaya-biaya tambahan di luar ongkos produksi.
“Dari sisi infrastruktur, kemudian aspek perpajakan kami juga akan minta dukungan pemerintah agar kami bisa mendapatkan harga jual yang lebih kompetitif. Mudah-mudahan Oktober ada formulasi harga avtur yang lebih baik,” katanya.
Sementara Sekretaris Kabinet Pramono Anung berpendapat jika Pertamina berhasil menjalankan perintah Presiden untuk menurunkan harga avtur, maka secara otomatis penjualan avtur Pertamina juga akan meningkat.
“Pesawat-pesawat yang selama ini transit di Singapura untuk mengisi bahan bakar bisa memilih ke Indonesia. Baik Emirates, Qatar, Etihad, dan pesawat lain yang melakukan perjalanan panjang terutama dari Eropa ke Asia. Kalau bisa dilakukan, tentu manfaatnya bukan hanya dirasakan Pertamina tetapi juga industri penerbangan dan pariwisata,” kata Pramono.
(gen)