Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengungkapkan instansinya telah menetapkan lima stasiun yang bakal dilalui calon kereta cepat Jakarta-Bandung. Menurut Rini, kereta cepat akan bergerak pulang-pergi dari stasiun Gambir menuju Manggarai, Walini, Bandung Kopo, dan Gede Bage.
Jumlah stasiun yang akan dilalui kereta cepat garapan konsorsium perusahaan pelat merah dengan perusahaan asal China atau Jepang itu lebih sedikit dibandingkan jumlah stasiun yang disebutkan dalam proposal studi kelayakan versi China Railway Corporation. Dalam studi kelayakan China, kereta cepat Jakarta-Bandung memiliki rel yang membentang sepanjang 150 kilometer dan melewati delapan stasiun termasuk stasiun Halim.
“Kami sedang melakukan negosiasi final untuk membuat konsorsium pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. Sampai sekarang dari sisi investasi untuk kereta kecepatan 250 kilometer (km) per jam atau 350 km per jam sama saja. Bedanya hanya dari persinyalan dan rangkaian kereta,” kata Rini di Jakarta, Rabu (9/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun menyebut proses negosiasi sudah memasuki tahap final, Rini mengaku belum dapat memastikan kapan proyek tersebut bisa dimulai. Namun mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan tersebut memastikan PT Wijaya Karya Tbk akan menjadi pemimpin konsorsium yang beranggotakan tiga BUMN lainnya yaitu PT Jasa Marga Tbk, PT Perkebunan Nasional (PTPN) VIII, dan PT Kereta Api Indonesia.
Ia juga berharap PTPN VIII bisa menyumbang investasi dalam bentuk penyediaan lahan yang dibutuhkan untuk membangun stasiun Walini nantinya.
“Kereta cepat ini memang modalnya terbentuk besar dari perkebunan teh Walini. Nantinya yang akan kami masukkan sebagai modal adalah dari lahan itu,” katanya.
Sebelumnya Rini mengatakan bahwa tujuan lain pembangunan kereta cepat ini adalah untuk mengoptimalkan penerimaan PTPN VIII setelah perkebunan teh Walini tidak mampu berproduksi lagi karena tingkat polusi yang tinggi. Bahkan rencananya, di lahan seluas 2.952 hektare tersebut akan dibangun convention center dan juga sarana pariwisata lainnya yang tidak disebutkan secara rinci.
"Karena kalau dilihat dari sisi BUMN, PTPN VIII perlu memperbanyak pendapatan dari sisi real estate," tambahnya.
(gen)