Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno memastikan pemerintah akan mencairkan dana penyertaan modal negara sebesar Rp 64,88 triliun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 pada September mendatang.
Menurut Rini, Peraturan Presiden (PP) tentang PMN sudah diteken oleh atasannya, Joko Widodo (Jokowi). Rini mengakui bahwa proses pencairan PMN bagi 40 BUMN sedikit terlambat dari rencana awal mulai dicairkan pada Juni 2015 untuk 12 BUMN terlebih dulu.
“Karena untuk pencairan PMN ini kan ada urusan dokumen, administrasi, dan pemrosesan,” jelas Rini dalam Peringatan 38 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (10/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Rini meski terdapat hambatan dalam penyaluran PMN, ia telah menginstruksikan seluruh BUMN calon penerima PMN untuk mempersiapkan penyerapan anggarannya dengan cepat. Tentunya dengan mengikuti rencana penggunaan PMN yang telah disusun masing-masing BUMN tersebut.
“Sebagian sudah dijalankan meskipun PMN sedikit terlambat. Untuk PMN kan PP nya bulan Agustus ini selesai. September sampai Oktober keluar semua dananya,” jelas Rini.
Tingkatkan BelanjaPenggunaan dana PMN oleh BUMN-BUMN yang ada dibawah jalur koordinasinya menurut Rini akan meningkatkan belanja negara pada semester II 2015. Terutama anggaran yang digunakan perusahaan pelat merah untuk membangun infrastruktur. Hal tersebut membuat Rini optimistis, BUMN bisa membantu pemerintah meningkatkan kinerja pertumbuhan ekonomi yang sempat melambat di kuartal I dan kuartal II 2015.
“Kami ikuti terus perkembangan proyeknya. Saya juga mengecek ke lapangan hampir tiap seminggu, dua minggu untuk melihat ke lapangan bagaimana perkembangannya,” katanya.
Untuk memastikan proyek-proyek BUMN dikerjakan secara maksimal, Kementerian BUMN disebutnya bekerja seminggu penuh dengan memberlakukan shift kerja agar bisa maksimal.
“Direksi dan manajemen BUMN pun sekarang dituntut terutama yang sektor infrastruktur, untuk kerja tujuh hari seminggu. Kami kerja, kalau bisa dua kali shift ya kami lakukan. Kalau tidak melakukan sesuai yang diharapkan, ya kami peringatkan,” jelasnya.
Sebelumnya Jokowi mengakui adanya perlambatan dalam penyerapan anggaran dan belanja negara karena adanya masalah birokrasi. Namun, ia yakin nantinya penyerapan anggaran tersebut bakal meningkat tajam di semester II.
“Kita lihat saja, pokoknya mulai September belanja modal bakal meroket. Nanti pertumbuhan ekonomi juga bakal ikut meningkat,” jelasnya.
Lebih lanjut, Jokowi merinci, hingga semester I memang baru sekitar 12 persen anggaran belanja yang terserap. Ia yakin, nanti sisa 88 persen bakal diserap secara optimal pada paruh kedua tahun ini.
“Tiap kementerian saya tanya berapa bisa menyerap anggaran? Setelah kami hitung-hitung serapan akhir tahun bisa mencapai 93 persen kata Menteri Keuangan. Itu Menteri Keuangan loh yang ngomong,” kata Jokowi.
(gen)