Paket Kebijakan Ekonomi Disebut Menguntungkan Nelayan Kecil

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Kamis, 10 Sep 2015 13:38 WIB
Langkah pemerintah membuat badan agregator gas bumi dan membagikan converter kit untuk nelayan dinilai sebagai terobosan untuk menghemat biaya melaut.
Nelayan bisa mendapatkan keuntungan dari paket kebijakan ekonomi yang diterbitkan Presiden Jokowi. (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi).
Jakarta, CNN Indonesia -- Paket Kebijakan Ekonomi September di sektor pertambangan, gas, dan maritim yang dikeluarkan pemerintah dinilai merupakan terobosan struktural ditandai dengan adanya Badan Penyangga Gas Bumi (BPGB) dan pemerintah sebagai kuasa penambangan.

“Badan Penyangga Gas dan penegasan pemerintah sebagai kuasa penambangan merupakan terobosan luar biasa yang menegaskan amanat dari Undang-undang Dasar (UUD) 1945, karena keberpihakannya sangat jelas dan tegas,” ungkap Martin Panggabean, Ekonom IGIco Advisory dalam keterangan persnya, Kamis (10/9).

Selain itu, Martin menilai penurunan harga gas dalam negeri akan sangat berdampak terhadap banyak hal, terutama biaya energi nelayan akan turun sehingga meningkatkan pendapatan nelayan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini tentu akan berdampak terhadap kesejahteraan nelayan. Namun perlu diwaspadai agar pencurian ikan dapat terus ditekan.

“Jika tidak, maka turunnya biaya energi nelayan tidak dapat ditranslasikan menjadi kesejahteraan karena ikan yang akan ditangkap sudah tidak tersedia karena habis dicuri,” tegasnya.

Martin juga memberikan catatan agar distribusi BBG ini dibuat menjadi seefisien mungkin dan ketersediaanya dijamin. Dengan kata lain, jalur distribusi yang bersifat monopoli harus dihindari.

Hemat Devisa

Menurut Martin, ketersediaan bahan bakar gas (BBG) bagi alat transportasi tidak hanya menekan impor Indonesia, tetapi sekaligus menghemat devisa dan membuat kualitas lingkungan hidup Indonesia menjadi lebih baik.

“Kami mencatat bahwa akan lebih baik lagi jika penggunaan gas ini diadopsi oleh pemerintah daerah beberapa kota besar Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung. Dengan demikian tercipta langit bersih.” Pada gilirannya, hal ini akan berdampak terhadap penerimaan pemerintah melalui carbon-tax yang dapat dijual ke negara lain.

Disamping gas, tambah Martin, juga mencatat bahwa salah satu penyebab keunggulan komparatif Indonesia tidak dapat menjadi kenyataan adalah karena mahalnya biaya transportasi. Ini adalah isu lawas namun sangat relevan. Deregulasi kali ini memberikan peluang yang makin besar, bukan hanya bagi angkutan darat namun juga untuk angkutan darat dan terutama angkutan laut. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER