Jakarta, CNN Indonesia -- Mandiri Sekuritas memperkirakan peningkatan realisasi penjualan semen hingga 17,1 persen sepanjang Agustus 2015 dari tahun sebelumnya disebabkan mulai berjalannya proyek-proyek pemerintah. Hal itu terlihat dari lonjakan penjualan semen grosir bulk.
Analis Mandiri Sekurtas, Yudha Gautama mengatakan pihaknya telah menerima data penjualan semen sementara dari Asosiasi Semen Indonesia (ASI). Ia mencatat adanya beberapa perubahan dalam data tersebut.
“Pertama, adanya tambahan pemain industri baru di asosiasi, Jui Shin Indonesia. Kedua, masuknya data impor dari perusahaan semen di luar ASI. Revisi data ASI itu digunakan untuk data Januari-Juli 2015,” ungkap Yudha dalam riset, dikutip Selasa (15/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan, berdasarkan kalkulasi menggunakan data sementara tersebut, Jui Shin dan data impor dari perusahaan non-ASI berkontribusi 1 persen dari total permintaan domestik pada periode 8 bulan pertama 2015.
“Ke depannya, kami akan memasukkan data impor dari perusahaan non-ASI ke dalam penghitungan permintaan domestik karena merupakan data suplai yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan domestik,” jelasnya.
Yudha menyatakan penjualan semen Agustus naik 17,1 persen secara tahunan menjadi 5,46 juta ton. Di luar Merah Putih, Jui Shin, dan impor non-ASI, penjualan Agustus naik 10,8 persen menjadi 5,17 juta ton. Pertumbuhan terbesar Agustus dialami Sumatra dan Jawa, yang masing-masing tumbuh 21,4 persen dan 18,3 persen secara tahunan.
“Penjualan kantong sak dan grosir (bulk) Agustus menunjukkan pertumbuhan yang besar yaitu 10,2 persen dan 31,2 persen secara tahunan menjadi 4,08 juta ton dan 1,27 juta ton yang kami yakini merupakan dampak realisasi belanja infrastruktur pemerintah. Data itu di luar data impor dari impor perusahaan non-ASI,” jelasnya.
Sebelumnya, pada semester I tahun ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) baru menyerap sekitar Rp 24,8 triliun atau 20,6 persen dari anggaran. Tak ayal, penyerapan tersebut diketahui lebih lambat dibandingkan dengan kinerja penyerapan tahun lalu dengan periode yang sama yakni 29,6 persen.
"Penyerapan anggaran mulai efektif pada Mei. Karena ada APBNP nomenklatur DIPA sehingga akhir anggaran bisa 93 persen kami targetkan dari target APBNP 91,8 persen," ujar Menteri PU-Pera, Basuki Hadimuljono.
Guna mengejar target penyerapan anggaran, Basuki menyatakan pihaknya akan melakukan beberapa upaya seperti menambah personil dan alat lapangan. Selain itu, dirinya juga akan menambah jam kerja pekerja konstruksi menjadi tujuh hari dalam seminggu melalui sistem shift dalam rangka menggeber pengerjaan proyek.
"Ini diharapkan mampu mempercepat penyelesaian proyek-proyek yang sedang dikerjakan," katanya.