Menkeu: Gejolak Ekonomi 2015 Hanya Eksperimen Bukan Krisis

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Senin, 21 Sep 2015 12:57 WIB
Menkeu menilai gejolak keuangan pada saat ini bukan krisis global maupun krisis regional karena ekonomi Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok masih tumbuh.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menilai gejolak keuangan pada saat ini bukan krisis global maupun krisis regional karena ekonomi Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok masih tumbuh. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang P.S. Brodjonegoro menilai ketidakpastian yang membayangi perkembangan ekonomi global pada saat ini merupakan anomali yang tidak pernah terjadi sebelumnya.

“Ekonomi global pada hari-hari ini adalah ekonomi global yang mungkin tidak pernah kita alami sebelumnya,” kata Bambang dalam acara pembukaaan masa penawaran ORI012 di Gedung Juanda Kompleks Kemenkeu, Senin (21/9).

Bambang berkaca pada dua kejadian besar yang berpengaruh pada perekonomian dunia, yakni krisis ekonomi Asia 1998 dan krisis keuangan global 2008. Menurutnya, krisis keuangan 1998 merupakan krisis keuangan di regional Asia, yang tidak mengganggu signifikan perekonomian di luar kawasan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Krisis tahun 2008 lebih jelas lagi message-nya, itu adalah global financial crisis, krisis keuangan global yang ditandai dengan kolapsnya sistem keuangan utamanya yang berasal dari Amerika Serikat dan kemudian berimbas kepada seluruh wilayah di dunia,” kata Bambang.

Sementara itu, lanjut Bambang, kondisi perekonomian 2015 bukan merupakan krisis regional maupun krisis keuangan global. Pasalnya, perekonomian negara maju seperti Amerika masih bisa tumbuh. Hal yang sama juga dialami oleh perekonomian negara berkembang seperti Tiongkok, meskipun pertumbuhannya melambat.

“Untuk dibilang krisis keuangan global juga sulit, karena sistem keuangan globalnya tidak kolaps,” kata Bambang.

Kondisi ketidakpastian global saat ini, lanjut Bambang, merupakan akumulasi dari rangkaian kejadian yang baru pertama kali dialami oleh perekonomian global. Berawal dari pemberian stimulus ekonomi besar-besaran oleh AS pada 2009 hingga 2013, yang kemudian berlanjut pada penarikan stimulus dan rencana pengetatan moneter melalui kenaikan tingkat suku bunga bank sentral AS (The Federal Reserve/ The Fed).

“Jadi ekonomi global ini, istilahnya, sedang mengalami eksperimen. Artinya kita semua agak sulit menduga apa yang terjadi ketika dikasih stimulus, disetop, kemudian diketatkan,” ujarnya.

Ketidakpastian perekonomian global pada akhirnya berdampak pada perlambatan sebagian perekonomian dan membuat pasar keuangan menjadi bergejolak (volatile) dengan tingkat yang lebih dari sebelumnya.

“Yang terjadi sekarang, gejolaknya lebih lama, agak persistent gejolaknya. Kedua, arah pergerakan dari gejolak itu yang relatif sulit untuk ditebak, agak beda dengan kejadian 1998 dan 2008,” kata Bambang. (ags/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER