Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis pada perdagangan hari ini, Senin (21/9) . Indeks terkoreksi 4 poin atau 0,1 persen dan ditutup pada level 4.376 setelah bergerak di antara 4.343-4.382 karena sepinya perdagangan.
Sementara itu, di pasar valuta asing, nilai tukar rupiah melemah 111 poin atau 0,78 persen ke Rp 14.486 per dolar AS, setelah bergerak di kisaran Rp 14.410-Rp 14.487 per dolar AS.
Mandiri Sekuritas mencatat investor membukukan transaksi sebesar Rp 3,89 triliun, terdiri dari transaksi reguler Rp 2,48 triliun dan transaksi negosiasi Rp 1,41 triliun. Di pasar reguler, investor asing membukukan transaksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 102 miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebanyak 120 saham naik, 138 saham turun, 81 saham tidak bergerak, dan 215 saham tidak ditransaksikan. Sebanyak enam sektor melemah, dari total 10 indeks sektoral. Pelemahan dipimpin oleh sektor industri dasar yang terkoreksi 0,97 persen dan sektor keuangan yang melemah 0,66 persen.
Saham di sektor industri dasar yang paling melemah adalah PT Ekadharma International Tbk (EKAD) yang turun 7,96 persen dan PT Suparma Tbk (SPMA) minus 5,45 persen.
Di sektor keuangan, saham yang paling terkoreksi harganya adalah PT Bank Mitraniaga Tbk (NAGA) sebesar 9,26 persen dan PT Bank Windu Kentjana International Tbk (MCOR) sebesar 8,48 persen.
Dari Asia, mayoritas indeks saham melemah. Kondisi itu ditunjukkan oleh Hang Seng di Hong Kong yang turun sebesar 0,75 persen, indeks KOSPI Composite di Korea Selatan melemah 1,57 persen.
Sementara sore ini indeks saham di Eropa bergerak mixed sejak dibuka siang tadi. Indeks FTSE100 di Inggris naik 0,64 persen, CAC di Perancis yang terapresiasi 1,12 persen, sementara DAX di Jerman melemah 0,28 persen.
Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Akhmad Nurcahyadi mengatakan, di penghujung pekan, indeks AS ditutup melemah setelah keputusan The Fed yang mempertahankan suku bunga acuannya dianggap sebagai sebuah sikap yang tidak optimis.
Hal tersebut, lanjutnya, juga diartikan oleh sebagian pelaku pasar sebagai sebuah konfirmasi The Fed yang menganggap recovery ekonomi AS masih belum mencukupi untuk menahan dampak kenaikan suku bunga sebesar 0,25 persen.
“Demikian pula dengan pasar di Eropa yang merefleksikan sentimen yang sama. Pagi ini indeks di wilayah Asia Pasifik, bergerak melemah,” jelasnya dalam riset.
Dari pasar komoditas, harga minyak dunia tercatat turun setelah beberapa perusahaan melakukan cut oil rigs mereka , sedangkan harga emas tercatat naik setelah The Fed memutuskan tidak merubah suku bunganya.
“Fokus masih tertuju pada apakah The Fed akan menaikan suku bunganya tahun ini. Selain itu, data bulanan indikator makro dan industrial akan menjadi penentu sekaligus konfirmasi atas harapan perbaikan aktivitas bisnis di sisa kuartal tahun ini,” jelasnya.
(ags)