Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi kembali mengalami pergerakan yang lesu setelah berada di bawah ‘awan gelap’ sejak awal pekan ini. Buruknya sentimen global dan lemahnya level rupiah dinilai masih menjadi katalis negatif.
Kepala Riset PT NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan pada perdagangan Jumat (21/8) IHSG diperkirakan berada pada rentang support 4.388-4.400 dan resisten 4.458-4.505. Menurutnya laju IHSG berada di bawah area target support 4.445-4.456 dan gagal mendekati area target resisten 4.500-4.535.
“Pelemahan lanjutan masih dimungkinkan jika tidak adanya sentimen positif yang dapat dijadikan pegangan pelaku pasar. Terutama jika kondisi dari bursa saham global masih melanjutkan pelemahan,” jelasnya dalam riset, Kamis (20/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menilai, meski harapan akan meredanya aksi jual belum sepenuhnya terjadi, namun pihaknya masih tetap berharap aksi jual dapat sedikit mereda untuk mengurangi ‘penderitaan’ IHSG yang terus melemah.
“Tetap mewaspadai jika potensi pelemahan masih dapat berlanjut dan tetap cermati sentimen yang akan muncul,” imbuhnya.
Terkait perdagangan terakhir, ia menilai pergerakan tidak banyak berubah dari sehari sebelumnya dimana laju IHSG masih melanjutkan pelemahannya.
Awan negatif pun, lanjutnya, belum beranjak dan masih mewarnai laju IHSG yang masih tetap berada di zona merah.
“Belum adanya sentimen positif yang dijadikan pegangan pelaku pasar membuat laju IHSG kian terbenam di zona merah. Apalagi pelaku pasar masih melakukan aksi jual dan bahkan meningkatkan penjualannya,” katanya.
Reza menilai, masih melemahnya laju bursa saham global yang diikuti pergerakan Rupiah yang tak kunjung positif menambah derita IHSG sehingga rilis berita positif dari beberapa kinerja emiten tidak diindahkan pelaku pasar.
“Pasca rapat bank sentral AS (FOMC) yang kembali tidak menjelaskan secara detil kebijakan kenaikan suku bunga The Fed tidak mengurangi laju Rupiah yang kembali melemah. Harapan akan adanya penguatan lanjutan tidak terjadi dimana laju Rupiah berbalik turun,” katanya.
Selain itu, ia menilai belum banyaknya sentimen positif membuat laju Rupiah kembali melemah. Hal ini sesuai dengan perkiraan Reza sebelumnya, dimana penguatan yang terjadi masih rentan terjadinya pelemahan jika tidak didukung oleh sentimen positif.
“Laju Rupiah di bawah target support 13.835. Harapan akan positifnya laju Rupiah sementara ini harus kami redam seiring belum adanya sentimen makroekonomi yang dapat menahan aksi lepas Rupiah. Setelah penguatan Rupiah gagal diuji kitapun masih tetap harus mencermati sentimen dan berita yang dirilis serta mewaspadai jika laju Rupiah kembali melanjutkan pelemahan,” jelasnya.
Lebih lanjut, PT Sinarmas Sekuritas menyatakan, pada hari Jumat, IHSG diprediksi bergerak melemah di kisaran level 4.402-4.467. Sentimen penggerak terkait data ekonomi Amerika yang diperkirakan akan variatif.
Tim riset Sinarmas Sekuritas menyatakan Amerika akan merilis data initial jobless claims yang diperkirakan ke 272 ribu dari sebelumnya 274 ribu dan akan dirilis juga data existing home sales yang diperkirakan ke level –0,6 persen secara bulanan dari sebelumnya 3,2 persen. Sementara itu, dari Eropa akan merilis data markit manufacturing PMI Flash yang diperkirakan ke level 52,26 dari sebelumnya di level 52,4.
(gir/gir)