Jakarta, CNN Indonesia -- Manajemen PT Pertamina (Persero) mempercepat penyelesaian sejumlah proyek fasilitas penyimpan minyak di kawasan Selat Malaka, Kepulaun Riau. Hal ini dilakukan perseroan menyambut rencana pemerintah membangun Pusat Logistik Berikat (PLB) khusus bahan bakar beberapa wilayah di Indonesia.
"Tepatnya di pulau Sambu dan Tanjung Uban. Kita harap storage bisa cepat karena kita harap kita tidak hanya layani BBM. Jadi kita ingin layani bunkering untuk kapal kapal di Selat Malaka," kata Wianda Pusponegoro, Vice Presiden Corporate Communication Pertamina di kantornya, Selasa (22/9).
Menurutnya, penambahan kapasitas tangki penyimpanan timbun di Tanjung Uban dan Pulau Sambu sudah direncanakan lama oleh perusahaan. Targetnya kapasitas keduanya menjadi total 500 ribu kiloliter (kl).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk di Tanjung Uban, jelas Wianda, Pertamina akan membangun dua tangki baru dengan kapasitas total 200 ribu kiloliter (kl). Sedangkan untuk fasilitas penyimpanan di Pulau Sambu, BUMN migas itu berencana membangun tangki dengan kapasitas 300 ribu kl.
Wianda menargetkan dua proyek Pertamina itu bisa rampung pada awal 2016 atau lebih cepat 6 bulan dari target awal yang dipatok pada semester I 2016.
"Jadi targetnya awal tahun depan," jelas Wianda.
Pertamina menyatakan, terminal BBM di Tanjung Uban dibangun dengan menggunakan Terminal Automation System dan dermaga baru berkapasitas LR 100 ribu DWT. Tak hanya itu, proyek ini juga akan dilengkapi dengan fasilitas blending migas yang dapat meningkatkan fleksibilitas pembelian impor produk Premium, atau HOMC 92 dan Naphta.
Sementara itu, untuk proyek di Pulau Sambu direncanakan Pertamina akan menjadi fasilitas Storage and Blending Facility Provider.
"Saat ini progress sudah 40 persen. Kalau di Pulau Sambu dari segi teknis ini beridiri di atas batu karang. Jadi masalah itu saja," kata Wianda.
(ags/ags)