Kembangkan Kawasan Berikat Migas Pemerintah Abaikan Ancaman

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Selasa, 22 Sep 2015 13:18 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan siap pasang badan untuk mengambil risiko dari kelanjutan proyek kawasan berikat migas.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution diapit oleh Sekretaris Menko Perekonomian Lukita Dinarsyah Tuwo (kiri) dan Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Edy Putra Irawady (kanan). (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah tetap akan membangun kawasan berikat khusus minyak dan gas meskipun sudah ada upaya-upaya untuk menggagalkan proyek tersebut dari pihak-pihak yang terganggu. Bahkan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution sudah menyatakan siap pasang badan untuk mengambil risiko terburuk.

"Pak Darmin sudah bilang: kalau ada pihak yang mempengaruhi, saya akan tetap pada policy sekarang. Karena dia sudah ditugasi presiden sebagai panglima ekonomi. Kalau nanti ada perubahan dari atas, dia akan bertahan dulu dengan segala risiko," ujar Edy Putra Irawady, Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian kepada CNN Indonesia, Senin (21/9).

Edy menegaskan pemerintah tidak takut dengan segala tekanan dan tentangan, baik dari dalam maupun luar negeri. "Siapa yang takut," kata Edy menegaskan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, pemerintah sudah mengantisipasi upaya-upaya penjegalan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak senang dengan keberadaan kawasan berikat migas.

Intinya, lanjut Edy, sesuai dengan cetak biru kawasan berikat yang tercantum dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 26 Tahun 2012, proyek pusat logistik migas akan tetap jalan dan diharapkan sepenuhnya rampung pada tahun 2019.

“Jadi sekarang kita buka kepada pengusaha. Siapa yang mau jadi pengusaha pusat logistik berikat. Ini kesempatan bagi orang Indonesia yang mau jadi pengelola gudang. Ini kan peluang baru bagi anak-anak Indonesia karena ya memang perusahaan logistik itu diutamakan perusahaan nasional bukan perusahaan asing,” ujarnya.

Sebelumnya, Edy Putra mengaku mulai mendapatkan tekanan dari pihak-pihak yang keberatan dengan rencana pengembangan pusat logistik migas di Indonesia. Upaya-upaya untuk menjegal proyek tersebut datang dari Singapura yang selama ini menjadi penimbun minyak Asia maupun dari pengusaha-pengusaha lokal yang selama ini mengambil keuntungan dari panjangnya rantai distribusi logistik migas. (ags/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER