Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno meminta perusahaan pelat merah menyiasati perlambataan ekonomi dan pelemahan rupiah dengan meningkatkan sinergi lindung nilai (hedging) antarperseroan.
Pernyataan Rini tersebut antara lain dialamatkan kepada PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero), yang selama ini banyak menggunakan dolar AS untuk mengimpor minyak mentah. Dia juga menyinggung PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang seharusnya bisa mengumpulkan valas dalam jumlah besar dari transaksi harian penerbangan internasional.
"Bagaimana, apakah bapak-bapak disini mampu? Garuda yang sering keluar negeri, seharusnya juga sudah bisa dapat dolar lebih banyak," kata Rini di dalam acara Chief financial Officer (CFO) Forum, Jakarta, Selasa (22/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rini mengatakan strategi hedging diperlukan BUMN agar bisa menyiasati dampak negatif yang timbul dari pelemahan Rupiah. Untuk itu, ia pun meminta jajaran Direktur Keuangan BUMN untuk saling bersinergi dalam rangka menjalankan strategi hedging.
"Perusahaan BUMN harus bisa menjaga foreign currency-nya. Kalau tidak bisa, mulai lah berkomunikasi itu direktur-direktur keuangan untuk mencari cara membeli dolar agar tidak menggoncangkan pasar. CFO itu adalah jantung perusahaan. Kalau ada salah sedikit, yang kena CFO, bukan CEO," kata Rini.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan Garuda Indonesia, Ari Askhara yang juga Ketua Forum CFO BUMN menyatakan, akan terus melakukan kerja sama seputar transfer informasi mengenai strategi hedging antar BUMN. Hal ini dimaksudkan agar para perusahaan pelat merah mampu menyiasati pelemahan nilai tukar Rupiah yang terjadi sejak beberapa waktu lalu.
"Seperti saat menghadapi volatilitas mata uang yang tinggi seperti saat ini. CFO diharapkan bisa melakukan aktifitas lindung nilai yang terukur dan didasari risk management assesment yang prudent," kata Ari.
Pernyataan serupa juga keluar dari mulut Direktur Keuangan Pertamina, Arief Budiman. Menurutnya, Pertamina akan terus menjalankan strategi hedging mengingat perseroan merupakan salah satu BUMN yang membutuhkan banyak dolar AS untuk membeli minyak mentah maupun bahan bakar minyak (BBM) dari luar negeri.
(ags)