Bank Dunia Ingatkan Manufaktur dan Pertanian RI Rentan PHK

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Senin, 05 Okt 2015 13:19 WIB
Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini 4,7 persen, dan meningkat jadi 5,3 persen pada tahun depan.
Ndiame Diop, Pemimpin Ekonomi Bank Dunia untuk Indonesia. (CNN Indonesia/Agust Supriadi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Dunia memperkirakan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) masih akan banyak terjadi di Indonesia, khususnya di sektor manufaktur dan pertanian. Perekonomian nasional yang melambat disinyalir menjadi penyebab rendahnya penyerapan tenaga kerja.

Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia, Matthew Grant Wai-Poi menjelaskan kejatuhan harga komoditas yang mulai terjadi sejak 2012 telah memangkas pertumbuhan ekonomi daerah-daerah yang kaya akan sumber daya alam (SDA), seperti Kalimantan dan Sumatera. Di sisi lain, lemahnya permintaan ekspor dari negara mitra dagang seperti China turut menjadi beban yang harus dipikul para perusahaan di sektor komoditas.

"Memang harus diakui, tekanan untuk melakukan efisiensi pekerja akan sangat dirasakan oleh industri pertanian dan manufaktur," ujar Matthew saat ditemui di kantor Bank Dunia di Jakarta, Senin (5/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bank Dunia menilai laju ekonomi Indonesia melambat pada tahun ini dengan prediksi pertumbuhan 4,7 persen.

Matthew mengatakan tingkat pengangguran baru akan berkurang jika perekonomian nasional tumbuh tinggi. Kondisi itu baru akan terjadi pada tahun depan, dengan estimasi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,3 persen.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia, Ndiame Diop mengatakan pertumbuhan ekonomi tahun depan akan dipacu oleh angka investasi dan konsumsi domestik.

Menurutnya, jika komitmen investasi banyak yang terealisasi pada 2016, maka diperkirakan ekspor dan impor akan membaik. Meski disadari permintaan ekspor dari negara seperti China diperkirakan masih akan melemah.

"Realisasi infrastruktur akan sangat membantu ekspor dan impor, disitu kami perkirakan akan ada kenaikan konsumsi baik dari investasi swasta maupun pemerintah," ujar Ndiame.

Bank Dunia memprediksi tahun depan ekspor Indonesia bisa mencapai 4,6 persen sementar impor akan berada di level 3,6 persen.

Paket Kebijakan Ekonomi

Sementara itu, Ekonom Makro Senior dan Manajemen Keuangan Bank Dunia, Hans Anand Beck lebih menyoroti soal efektifitas paket kebijakan ekonomi pemerintahan dan Bank Indonesia. Dia menilai paket kebijakan tersebut diharapkan mampu memperbaiki fundamental ekonomi nasional sekaligus bisa mengurangi angka pengangguran.

"Memangkas regulasi untuk investasi akan sangat berpengaruh untuk penciptaan lapangan kerja, diharapakan tahun depan pengangguran akan menurun karena adanya investasi yang tumbuh tahun depan," ujarnya. (ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER