Bank Dunia Pangkas Proyeksi, Menkeu Takut Ekspor Tambah Lesu

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Kamis, 11 Jun 2015 18:32 WIB
Akibat pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi global, Indonesia dan negara berkembang lainnya diminta mewaspadai gejolak yang mungkin terjadi.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro.
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro mengkhawatirkan kinerja ekspor Indonesia akan semakin melemah dalam beberapa bulan ke depan akibat perekonomian negara-negara tujuan ekspor utama tidak kunjung membaik.

Bambang menilai, kondisi perekonomian global masih terseok akibat rencana Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed Rate) yang akan menaikan suku bunga acuannya dan diprediksi mampu menarik dana para investor kembali ke negeri Paman Sam lebih cepat, serta rencana naiknya suku bunga pinjaman akibat semakin ketatnya likuiditas.

Respons Bank Dunia yang kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global jadi 2,8 persen tahun ini atau turun dari prediksi Januari lalu yang sempat mencapai 3 persen juga menurut Bambang memberi sinyal negatif bagi ekspor nasional. Akibat pemangkasan proyeksi ini, Indonesia dan negara berkembang lainnya diminta mewaspadai gejolak yang terjadi karena membuat tantangan ekonomi ke depan menjadi lebih berat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pelambatan ini terjadi secara global, sekarang yang menjadi tantangan adalah menghadapi ekspor yang melemah," kata Bambang di kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Kamis (11/6).

Kendati demikian, Bambang optimistis Indonesia bisa bertahan dari hempasan angin krisis jika bisa melakukan dua hal yakni meningkatkan investasi dan menjaga daya konsumsi masyarakat.

"Yang penting fokus kepada sumber perekonomian domestik contohnya investasi dan menjaga konsumsi. Untuk menjaga konsumsi poin paling penting adalah menjaga inflasi," kata Bambang.

Dari sisi investasi, Bambang menilai, Indonesia sudah mempunyai daya tarik tersendiri di mata para investor.

"Selama investor melihat Indonesia sebagai pasar yang menarik, dia akan tetap masuk ke Indonesia. Terlebih Indonesia masuk dalam Masyarakat Ekonomi Asean, Indonesia bisa menjadi penghubung untuk masuk pasar Asean," ujarnya.

Sebagai informasi Indonesia mengalami penurunan surplus perdagangan sebesar 59,78 persen dari US$ 1,13 miliar pada Maret 2015 menjadi US$ 454,4 juta sepanjang April 2015. Badan Pusat Statistik (BPS) yang merilis angka tersebut menjelaskan, berkurangnya surplus terjadi akibat penurunan ekspor minyak dan gas bumi (migas) akibat pelemahan harga komoditas tersebut. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER