Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, dirinya tidak pernah meminta para menterinya untuk menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium. Ia menyebut, meminta harga BBM dihitung ulang berbeda dengan instruksi untuk menurunkan harga BBM.
"Harga BBM masih dalam proses perhitungan. BBM bisa berupa premium, solar, atau lainnya. Avtur juga bisa," ujar Jokowi di Balaraja Barat, Tangerang, Banten, Senin (5/10).
Tak hanya soal harga BBM, mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menyampaikan pemerintah akan menghitung ulang tarif dasar listrik yang berlaku saat ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak minta diturunkan, tapi dihitung kembali dengan investasi yang ada. Belum diputuskan. Kalian (media) saja yang membuat kelihatannya seperti sudah diputuskan. Belum," kata dia.
Meski demikian, Jokowi memastikan bahwa semua harga tersebut akan diputuskan pekan ini.
Sebelumnya, pemerintah membuka opsi penurunan harga jual BBM pekan ini. Opsi penurunan harga jual BBM sendiri akan diambil pasca pemerintah menggelar rapat koordinasi secara terbatas hari ini.
“Jadi ada kemungkinan (penurunan harga). Masih dalam kalkulasi. Dilaporkan nanti pada saya, hari Senin. Kalau bisa (turun) diumumkan, kalau enggak bisa (turun) pun diumumkan," ujar Jokowi, kemarin.
Seperti diketahui, menyusul kerugian yang dialami PT Pertamina (Persero) akibat menjual premium dan solar subsidi di bawah harga keekonomian beberapa waktu lalu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menetapkan bahwa harga jual dua jenis BBM tersebut tak mengalami perubahan meski harga minyak dunia tengah anjlok.
Penetapan itu sendiri diambil Sudirman agar manajemen Pertamina mampu mengutip untung pada periode Oktober hingga Desember 2015 untuk menutupi kerugian yang diklaim mencapai Rp 14,8 triliun.
Merespons kebijakan tersebut, Jokowi mendesak agar mantan petinggi divisi pengadaan Pertamina, Integrated Supply Chain (ISC) itu mengevaluasi ulang penetapan harga jual BBM lantaran saat ini harga minyak dunia sudah berada di level US$ 46 per barel.
“Coba dihitung lagi. Meskipun kemarin sudah diumumkan, tapi ini negara sedang membutuhkan. Tolong dihitung lagi, apakah masih mungkin yang namanya premium itu diturunkan meskipun sedikit,” kata Jokowi.
(gen)