Anjloknya Rupiah jadi Alasan Pemerintah Tahan Harga BBM

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Rabu, 30 Sep 2015 13:15 WIB
Meskipun harga minyak dunia cenderung landai, namun depresiasi rupiah terhadap dolar membuat harga dasar BBM tetap tinggi.
Dirjen Migas Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja. (CNN Indonesia/Gentur Putro Jati).
Jakarta, CNN Indonesia -- Anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjadi alasan pemerintah memutuskan untuk tidak menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar pada Oktober-Desember 2015. Meskipun harga minyak juga rendah, namun Direktorat Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berhitung pelemahan rupiah justru mendongkrak harga dasar BBM saat ini.

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja menjelaskan, setelah pemerintah melakukan simulasi perhitungan harga dasar BBM berdasarkan periode 1 bulan diperoleh harga premium tidak turun dari angka Rp 7.400 per liter dan harga solar turun sedikit dari Rp 6.900 per liter. Dua harga tersebut merupakan harga jual BBM jenis premium dan solar yang sampai saat ini masih digunakan PT Pertamina (Persero) meskipun pemerintah sudah menetapkannya sejak Maret 2015 lalu.

Pria yang kerap disapa Wirat tersebut menambahkan, harga premium pun tidak akan turun jika simulasi evaluasi harga BBM dilakukan dengan periode perhitungan 3 atau 6 bulan. Di dalam dua kajian tersebut, harga premium kemungkinan akan naik di mana kenaikan pada simulasi 6 bulan lebih kecil dibandingkan simulasi 3 bulan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sedangkan untuk harga solar mungkin akan turun sedikit di dua simulasi itu. Penurunannya mungkin di kisaran Rp 150 hingga Rp 200 per liter," terangnya.

Estimasi harga tersebut dihitung pemerintah dengan mempertimbangkan depresiasi rupiah sebesar 13,95 persen menuju angka Rp 14.700 per dolar dibandingkan dengan posisi nilai tukar pada April 2015 di angka Rp 12.900 per dolar.

Selain itu, Wirat mengungkapkan tidak mungkinnya penurunan harga premium dilakukan karena kini harga Mean of Platts Singapore (MOPS) berada di atas US$ 60 per barel. Harga ini meningkat sekitar 20 persen apabila dibandingkan April lalu di kisaran US$ 50 per barel. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER