Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Bambang P.S Brodjonegoro menilai penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) belum mendesak untuk dilakukan pemerintah mengingat laju inflasi relatif terkendali di level yang rendah.
Dia mengatakan, lebih baik pemerintah fokus fokus menjaga stabilisasi harga barang dan jasa yang beredar di masyarakat ketimbang dipusingkan dengan formula harga BBM.
"Lebih baik jaga inflasi ketimbang memikirkan harga premium," kata Bambang di DPR, Jakarta, Selasa (6/10).
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara menuturkan, perubahan harga BBM pasti akan berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Meskipun belum ada kepastian naik atau turun, Suahasil meminta masyarakat untuk menerima segala keputusan yang akan diambil pemerintah menyangkut harga BBM.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itulah yang namanya kepastian hukum. Kalau sudah komitmen tentukan harga BBM dengan formula tertentu, ya harus terima," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki menyampaikan bahwa pemerintah tengah mengkaji dua opsi penurunan harga BBM penugasan, yakni premium dan solar bersubsidi. Kedua opsi tersebut adalah mengadopsi kembali kebijakan subsidi lama atau menurunkan pajak pertambahan nilai (PPN) atas BBM.
Sementara itu, Sekretaris Kabinet Pramono Anung memastikan harga BBM akan diturunkan, tetapi tidak semua produk bahan bakar. Kebijakan ini dianggapnya bukan bentuk intervensi pemerintah terhadap PT Pertamina (persero) melainkan hak selaku pemegang saham mayoritas BUMN.
(ags)