Indonesia dan Malaysia Ingin Tentukan Harga Sawit Dunia

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Kamis, 15 Okt 2015 10:26 WIB
“Saat dua pemerintah bertemu, kami merumuskan langkah-langkah konkrit untuk memperbaiki harga yang turun terus," ujar Rizal Ramli.
Presiden Joko Widodo (kanan) berjabat tangan dengan PM Malaysia Datuk Seri Najib Tun Razak (kiri) di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Minggu (11/10). Kedua pemimpin negara tersebut bertemu untuk menindaklanjuti peningkatan kerjasama bilateral di bidang industri minyak kelapa sawit dan lingkungan hidup. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Perdana Menteri Malaysia Dato’ Sri Najib Tun Razak telah sepakat untuk membentuk Council of Palm Oil Producing Countries (CPOP) saat keduanya bertemu pada Minggu (11/10) lalu. Di balik kesepakatan tersebut, mencuat keinginan dari dua kepala negara untuk menjadikan CPOP sebagai MOPS versi minyak kelapa sawit (CPO) yang harganya ditentukan oleh Indonesia dan Malaysia.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli menjelaskan pengaturan harga CPO dunia sangat mungkin dilakukan oleh dua negara satu rumpun tersebut, mengingat Indonesia dan Malaysia merupakan penghasil CPO terbesar di dunia.

“Saat dua pemerintah bertemu, kami merumuskan langkah-langkah konkrit untuk memperbaiki harga yang turun terus. Padahal Indonesia-Malaysia itu memproduksi 85 persen CPO dunia,” kata Rizal di kediaman dinasnya, kemarin malam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain menetapkan harga, CPOP nantinya juga akan menyusun standar kualitas CPO yang dijual di dunia. Rizal mengakui rencana tersebut akan mendapat tentangan dari negara-negara pembeli CPO terutama dari Amerika Serikat dan Eropa yang memiliki standar kualitas tinggi untuk kendaraan yang banyak digunakan masyarakat di sana.

“Negara Barat semakin lama menggunakan standar yang semakin tinggi, tapi pasti pada akhirnya mereka mengikuti. Karena efisiensi CPO kalau diadu dengan minyak kedelai atau bunga matahari bisa 6-8 kali lebih efisien. Tidak mungkin produk CPO kita disaingi. Jangan mau diatur lagi,” tegas Rizal.

Mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian di era Abdurrahman Wahid menginginkan standar kualitas CPO yang akan ditetapkan CPOP nantinya berlaku secara global.

“Tetapi nanti ketika dipublikasikan, kita jelaskan bahwa pertimbangan menjaga harga dan standar kualitas adalah demi 4 juta petani sawit kecil di Indonesia dan 400 ribuan di Malaysia. Kalau petani itu diminta ikuti kualitas standar Eropa, kasihan karena akan kesulitan,” jelasnya.

Rizal mengaku sudah bertemu dengan perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit besar di Indonesia dan Malaysia, yang semuanya disebut Rizal menyetujui usulan tersebut. (gir/gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER