Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) meraup laba bersih sebesar US$ 340 juta atau setara dengan Rp 4,6 triliun pada kuartal III 2015. Keuntungan Pertamina itu anjlok 42 persen dibandingkan dengan perolehan laba bersih kuartal yang sama tahun lalu US$ 590 juta.
Apabila diakumulasi sejak awal tahun atau
year to date (YTD), laba bersih perusahaan minyak dan gas bumi pelat merah itu per September 2015 mencapai US$ 914 juta atau baru 53,7 persen dari target tahun ini US$ 1,7 miliar.
"Faktor penurunan laba masih disebabkan oleh menurunnya pendapatan akibat anjloknya harga minyak dan fluktuasi nilai tukar Rupiah. Tapi Pertamina akan terus berusaha menjaga kinerja ke depan dalam kondisi yang sulit seperti sekarang," ujar Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto di kantornya, Kamis (22/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip laporan keuangan Pertamina, pendapatan perseroan selama periode Juli-September 2015 sebesar US$ 10,21 miliar, turun sekitar 44 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu US$ 18,44 miliar.
Sedangkan untuk laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA), Pertamina mengantongi US$ 1,23 miliar pada kuartal III.
Ada pun margin EBITDA perseoran tercatat sebesar 11,09 persen, meningkat 2,34 persen ketimbang posisi margin EBITDA kuartal III tahun lalu yang sebesar 8,75 persen.
Arief Budiman, Direktur Keuangan Pertamina menambahkan peningkatan margin EBITDA perseroan pada kuartal III 2015 tak lepas dari upaya manajemen melakukan efesiensi di sejumlah lini bisnis melalui pengurangan belanja operasional (
operational expenditure).
Sampai dengan akhir September, jelas Arief, Pertamina berhasil menghemat US$ 430 juta melalui program efesiensi tersebut.
"Salah satunya dengan mengurangi kegiatan pengembangan di hulu, tapi tidak banyak. Ini karena sektor hulu merupakan salah satu sumber pendapatan utama bagi Pertamina," jelas Arief.
Revisi TargetMenyusul anjloknya harga minyak dunia dan depresiasi kurs, Arief mengatakan perseroan merevisi target pendapatan berikut laba bersih untuk tahun ini.
Ia mengatakan, tahun ini pendapatan Pertamina diprediksi hanya sebesar US$ 40 miliar, dengan perolehan laba bersih di kisaran US$ 1 miliar sampai dengan US$ 1,2 miliar.
"Jadi yang masih menjadi fokus kami adalah masih tetap melakukan upaya efisiensi, tapi tidak akan terlalu ekstrem juga agar tidak membahayakan posisi keuangan Pertamina," tutur Arief.
(ags/gen)