DBS Sebut Pelemahan Rupiah Tahan Investasi Asing Masuk

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Selasa, 27 Okt 2015 15:14 WIB
Ekonom DBS Group Research Gundy Cahyadi membantah asumsi pelemahan rupiah akan membuat murah investasi di Indonesia.
Ekonom DBS Group Research Gundy Cahyadi membantah asumsi pelemahan rupiah akan membuat murah investasi di Indonesia. (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari).
Jakarta, CNN Indonesia -- Pelemahan rupiah yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir diperkirakan bisa mengganggu iklim investasi di Indonesia hingga akhir tahun ini.

 mengatakan pelemahan rupiah akan membuat bahan baku menjadi lebih mahal, yang nantinya bermuara kepada meredupnya minat investasi.

Dia menilai dampak lain dari pelemahan rupiah adalah pengusaha lokal, ataupun para pelaku usaha yang sudah mendirikan terlebih dahulu usahanya di Indonesia bakal lebih memilih sikap wait and see untuk melakukan ekspansi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Angka belanja modal yang masih menurun menjadi indikator yang menunjukan bahwa pelemahan rupiah turut menekan impor untuk keperluan investasi.

"Karena 60-70 persen produksi menggunakan bahan baku impor, begitu impor menguat maka biaya investasi menjadi mahal," ujar Gundy di Jakarta, Selasa (27/10).

Ia juga menilai kontribusi investasi terhadap pertumbuhan ekonomi (PDB) tahun ini hanya akan mentok di angka 3,5 persen dan jauh dari potensi pertumbuhan yang mencapai 8 persen.

"Sebenarnya potensinya setahun bisa mencapai 8 persen. Tapi di 2015 kelihatannya untuk mencapai 3 persen pun susah. Forecast kami 3,5 persen di 2015," ujarnya.

Jika iklim investasi dikaitkan dengan program pemerintah, katanya, belanja pemerintah yang terus digenjot untuk membangun infrastruktur bisa mengindikasikan membaiknya iklim investasi. Namun, rangsangan untuk meningkatkan investasi melalui belanja pemerintah juga masih sulit dicapai.

"Adanya tanggapan kalau rupiah melemah akan membuat murah investasi di Indonesia adalah hal yang tidak benar," ujarnya.

DBS juga memprediksi pelemahan rupiah masih akan terjadi pada 2016 mendatang. Melihat tantangan tersebut, Gundy mengatakan pemerintah harus kembali gencar meningkatkan kepercayaan investor asing untuk kembali menaruh modalnya di Indonesia.

"Saya lihat pemerintah harus lebih dulu implementasikan anggaran untuk investasi publik. Itu pemicu bagi investor swasta untuk mereka kembali meningkatkan investasi mereka ke depan," ujarnya. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER