Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) telah meneken Master Service Agreement (MSA) dengan perusahaan konstruksi asal Amerika Serikat (AS), Bechtel Corporation guna menggarap
project engineering and service group (PESG), menyusul kerjasama
Project Engineering Service (PSE).
Penandatangan MSA sendiri dilakukan Pertamina demi mempercepat pelaksanaan proyek-proyek di sektor hilir minyak guna memenuhi kebutuhan energi nasional.
"Dengan demikian dapat dipahami bahwa kontrak ini lingkupnya pada
engineering service. Ada pun besaran kontrak baru berupa plafon secara luas karena detail nilainya akan disesuaikan dengan kebutuhan dan realisasi pelaksanaan kontrak," ujar VP Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro dalam keterangan resminya, Kamis (29/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kontrak kerjasama yang diteken dua manajemen beberapa waktu lalu, Bechtel Corporation berkomiten menyediakan jasa dengan lingkup pekerjaan
Bankable Feasibility study (BFS), Basic Engineering Design (BED) dan
Front End Engineering Design (FEED).
Hasil studi proyek tersebut akan digunakan untuk pengembangan beberapa kilang baru Pertamina, serta meningkatkan kapasitas kilang yang ada dengan nilai kontrak mencapai US$ 800 juta.
"Bechtel telah terpilih berdasarkan hasil lelang dengan nilai terbaik dari penawaran lainnya, baik secara teknikal maupun pembiayaannya," jelas Wianda.
Bechtel merupakan salah satu perusahaan yang memiliki lini bisnis pada pengerjaan
engineering, konstruksi dan manajemen proyek di sektor energi, chemical, infrastruktur, pertahanan, dan lain-lain.
Di sektor energi khususnya migas, Bechtel diklaim telah menangani sekitar 33 persen proyek kilang LNG global, 275 proyek ekspansi dan modernisasi kilang minyak, 380 proyek chemical dan petrochemical yang tersebar di 160 negara di dunia.
(dim/gen)