Jakarta, CNN Indonesia -- Laba bersih PT Astra International Tbk turun 17 persen pada kuartal III 2015 seiring dengan berkurangnya pendapatan akibat anjloknya penjualan kendaraan.
Selama periode Juli-September 2015, Astra mencatatkan laba bersih sebesar Rp 12 triliun, lebih rendah jika dibandingkan dengan perolehan periode yang sama tahun lalu Rp 14,49 triliun. Apabila dibagi berdasarkan jumlah saham, laba bersih untuk setiap lembar saham Astra hanya sebesar Rp 296, turun 17 persen dari posisi sebelumnya Rp 358.
Hal itu tak lepas dari pendapatan perseroan yang juga turun sebesar 8 persen pada periode yang sama menjadi Rp 138,2 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam rilis Laporan Keuangan Kuartal III 2015, Astra menyebutkan penjualan mobil dan motor masing-masing sebesar 20 persen dan 14 persen sebagai salah satu penyebabnya. Tak hanya itu, hampir seluruh lini usaha Astra sumbangannya menurun, kecuali di segmen bisnis alat berat dan pertambangan.
"Situasi bisnis yang menantang yang dihadapi oleh Grup Astra terus berlanjut dan kami memperkirakan kinerja dari seluruh lini bisnis tidak akan mengalami banyak perubahan di sisa penghujung tahun ini," jelas Presiden Direktur Astra Internastional Tbk, Prijono Sugiarto melalui keterangan resmi, Kamis (29/10).
Prijono menjelaskan Grup Astra menghadapi penurunan konsumsi domestik, persaingan di pasar mobil, pelemahan harga komoditas dan penurunan kualitas kredit korporasi dalam sembilan bulan pertama tahun ini. Semua itu menyebabkan kontribusi dari seluruh segmen bisnis menurun kecuali alat berat dan pertambangan.
Di sektor otomotif, Prijono mengatakan, laba bersih yang diraup Astra dari lini usaha ini turun 10 persen menjadi Rp 5,3 triliun. Melemahnya permintaan di tengah perlambatan ekonomi membuat perseroan harus meberikan diskon harga di pasar mobil guna mengatasi kelebihan kapasitas produksi yang semakin berdampak negatif terhadap laba bersih.
Astra mencatat penjualan mobil secara nasional turun sebesar 18 persen menjadi 765 ribu unit. Penjualan mobil Astra turun lebih besar, yakni sebesar 20 persen setelah hanya berhasil menjual 382 ribu unit. Hal ini berakibat pada menyusutnya pangsa pasar Astra dari 51 persen menjadi 50 persen dalam sembilan bulan pertama 2015.
Kondisi serupa juga terjadi di pasar sepeda motor nasional, yang penjualannya menurun sebesar 20 persen menjadi 4,8 juta unit. Penjualan sepeda pabrikan PT Astra Honda Motor (AHM) tutur terkoreksi sebesar 14 persen menjadi 3,3 juta unit. Kendati demikian, pangsa pasar motor Honda tetap naik dari 63 persen menjadi 68 persen.
"Bisnis komponen otomotif juga memberikan kontribusi yang lebih rendah, disebabkan oleh berkurangnya volume dan pelemahan nilai tukar Rupiah," jelas Prijono.
Astra Otoparts, bisnis komponen Grup, mencatat penurunan laba bersih sebesar 72 persen menjadi Rp 179 miliar, yang disebabkan oleh menurunnya volume dan penurunan margin manufaktur karena pelemahan kurs.