Jakarta, CNN Indonesia --
Manajemen PT PLN (Persero) melansir pasokan listrik untuk pelanggan Pulau Jawa-Bali akan mengalami gangguan, menyusul defisitnya angka produksi listrik dari beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dalam beberapa waktu ke depan.
Hal ini terjadi akibat rendahnya debit air seiring dengan fenomena kemarau panjang yang sudah terjadi sejak beberapa bulan lalu.
“Kemarau panjang menyebabkan dua PLTA besar yaitu PLTA Cirata 1000 Mega Watt (MW) dan PLTA Saguling 700 MW di Jawa Barat tidak bisa beroperasi karena air waduk yang terbatas dan diprioritaskan untuk pengairan. Beberapa PLTA lain juga mengalami hal serupa,” ujar Pelaksana Tugas Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN, Bambang Dwiyanto dalam keterangan resmi yang diterima CNN Indonesia, Jumat (30/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bambang mengatakan, seiring dengan defisitinya daya listrik manajemen PLN akan memberlakukan pemadaman listrik secara bergilir selama 3 jam sekali terhadap semua area.
Ada pun pemadaman listrik untuk area Jawa-Bali yang tersambung menjadi satu sistem kelistrikan akan dilaksanakan pada waktu beban puncak yakni pukul 18.00 - 22.00 waktu setempat.
"Beban puncak sistem kelistrikan Jawa Bali sekitar 23.900 MW. Ada kemungkinan defisit ini masih akan berlangsung beberapa hari ke depan jika perbaikan beberapa pembangkit yang terganggu mengalami keterlambatan,” jelasnya.
(Baca juga: 2016, PLN Cabut Subsidi dari 22 Juta Pelanggan Listrik 900 VA)
Menyusul pemadaman listrik bergilir yang berlangsung sejak dua hari terakhir, Bambang melanjutkan juga terjadi akibat gangguan pada
main transformer PLTU Paiton unit 7 dan 8 dengan kapasitas listrik mencapai 1.200 MW yang dioperasikan oleh Pailton Energy Company (PEC).
Tak hanya itu, faktor yang turut menjadikan upaya pemadaman bergilir disebabkan oleh defisitinya pasokan gas untuk Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Muara Karang.
Dengan Dua kejadian tadi, tak ayal dalam dua hari terakhir terjadi defisit listrik di area Jawa dan Bali sekitar 1.000 MW pada saat beban puncak.
(dim/ags)