Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bursa Efek Indonesia (BEI) akhirnya menghentikan perdagangan saham perusahaan batubara, PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP) setelah bergerak tidak wajar dan mengalami pelemahan yang dalam sejak sepekan lalu.
Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Irvan Susandy menyatakan hal itu dilakukan sehubungan dengan penurunan harga kumulatif yang signifikan pada saham SIAP sebesar Rp 110 atau turun 46,81 persen dari harga penutupan Rp 235 pada 16 Oktober 2015 menjadi Rp 125 pada 30 Oktober 2015.
“Maka BEI perlu melakukan penghentian sementara perdagangan saham SIAP dalam rangka
cooling down pada perdagangan 2 November 2015,” tulisnya dalam keterangan resmi, dikutip Senin (2/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan, penghentian sementara perdagangan saham SIAP tersebut dilakukan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai, dengan tujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasi di saham SIAP.
“Para pihak yang berkepentingan diharapkan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan,” jelasnya.
Seperti diketahui, sebelumnya pada akhir pekan lalu BEI telah menetapkan saham SIAP dalam kategori pergerakan yang tidak wajar (
unusual market activity/UMA) untuk memberikan kewaspadaan terhadap investor.
Direktur Transaksi dan Kepatuhan BEI Hamdi Hassyarbaini mengaku pihaknya melihat indikasi gagal bayar terhadap beberapa sekuritas terkait penyelesaian (
settlement) transaksi saham SIAP di pasar negosiasi. Ia menyatakan tengah memeriksa hal itu lebih lanjut.
"Ada beberapa
broker yang gagal bayar
settlement, kami lagi cek. Indikasinya ada 2-3
broker," ujar Hamdi belum lama ini.
Sayangnya, ia enggan mengungkapkan nama-nama sekuritas yang terindikasi gagal bayar penyelesaian transaksi saham tersebut.
Menurut data perdagangan saham dalam seluruh pasar, baik reguler maupun negosiasi, sejak awal September hingga akhir pekan lalu, Danareksa Sekuritas (OD) mencetak perdagangan terbesar saham SIAP dengan nilai beli mencapai Rp 2,21 triliun dan nilai jual Rp 2,24 triliun.
Sementara, Reliance Securities (LS) menjadi sekuritas kedua terbesar yang melakukan transaksi saham SIAP selama dua bulan terakhir. Reliance mencatatkan nilai beli Rp 2,12 dan nilai jual Rp 2,02 triliun.
Dari sisi pemegang saham SIAP terkini, 46,06 persen dikuasai oleh publik, sementara 32,33 persen digenggam oleh Fundamental Resources Pte Ltd, 7,99 persen dimiliki PT Evio Securities, 6,99 persen dimiliki PT ASABRI (Persero) dn 6,63 persen UBS AG Singapura.
Manajemen SIAP sempat memberikan jawaban kepada BEI terkait ambrolnya harga saham perusahaan yang kini bergerak di usaha tambang setelah beralih dari produsen popok.
Direktur Utama SIAP Suluhuddin Noor mengatakan perseroan tidak mengetahui penyebab penurunan harga saham perseroan yang dimaksud. Ia juga mengaku tidak memiliki informasi material yang belum disampaikan kepada publik.
“Perseroan tidak memiliki informasi mengenai pihak-pihak yang aktif melakukan pembelian dan penjualan saham perseroan, baik di pasar reguler maupun pasar negosiasi, selama periode yang dimaksud,” tulisnya dalam keterbukaan informasi kepada BEI.