Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan transportasi PT Blue Bird Tbk memasang angka pertumbuhan pendapatan yang hampir stagnan tahun depan. Ketidakpastian indikator makroekonomi menjadi penyebab utama perusahaan tak mau memasang target macam-macam.
Seperti dijelaskan oleh Direktur Keuangan Blue Bird Robert Rorimassie sejauh ini perusahaan menargetkan pertumbuhan pendapatan di angka 18 persen pada 2016, atau hanya naik tipis 1 persen dibandingkan proyeksi pertumbuhan pendapatan tahun ini sebesar 17 persen. Jika pada tahun ini perseroan berharap bisa membukukan pendapatan sebesar Rp 5,56 triliun, maka tahun depan perusahaan berharap bisa mendapatkan Rp 6,56 triliun.
“Kami masih melihat kondisi perekonomian belum menunjukkan perbaikan tahun depan, sehingga saat ini kami masih memasang target pertumbuhan top line yang hampir sama seperti tahun ini, namun lebih tinggi sedikit," jelas Robert di Jakarta, Kamis (5/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, ia menjelaskan kalau kondisi ekonomi juga telah memengaruhi kinerja perusahaan pada tahun ini. Sebagai buktinya, perusahaan telah mengetatkan belanja modal dari Rp 2 triliun ke Rp 1,5 triliun sehingga menyebabkan target pembelian armada perusahaan ikut turun dari 4.500 unit menjadi 1.500 unit hingga akhir 2015.
"Awalnya kami pikir ekonomi mulai membaik di Agustus, namun kenyataannya pada September dan Oktober terjadi deflasi yang artinya ada penurunan daya beli masyarakat. Melihat seperti ini, kami belum berani agresif untuk tahun depan baik untuk belanja modal maupun target pendapatan," jelasnya.
Belanja ModalPada tahun depan, perusahaan pun akan menetapkan angka belanja modal (
capital expenditure/
capex) yang hampir sama seperti tahun ini yaitu Rp 1,6 triliun yang digunakan untuk membeli 1.700 unit armada baru. Ia pun mengatakan kalau belanja modal ini masih akan didanai oleh kas internal, sisa dana
Initial Public Offering (IPO), dan fasilitas pinjaman dari PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang belum digunakan sebesar Rp 1,2 triliun.
"Kendati menurunkan
capex, tapi pembiayaan belanja modal tak ada masalah. Kami masih punya
internal cash yang selalu meningkat Rp 150 miliar per bulan, dana IPO yang masih belum habis, dan juga fasilitas pinjaman yang belum digunakan," jelas Robert.
Melihat laporan keuangan perusahaan pada kuartal III 2015, posisi kas Blue Bird berada di angka Rp 248,7 miliar. Sedangkan menurut keterangan Bursa Efek Indonesia, sisa dana penawaran umum Bluebird sejak tahun kemarin masih tersisa Rp 16,89 miliar hingga pertengahan Oktober kemarin.
Sampai kuartal III tahun ini, Blue Bird mencatatkan pendapatan sebesar Rp 4,03 triliun atau naik 17,15 persen apabila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,44 triliun.