Rupiah Anjlok, United Tractors Bidik Pendapatan Rp 53 Triliun

CNN Indonesia
Senin, 09 Nov 2015 14:07 WIB
Dari target penjualan alat berat 4 ribu unit, United Tractors meramalkan realisasinya hanya 2 ribu unit di akhir tahun.
Alat berat produksi United Tractors. (Dok. Unitedtractors.com)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT United Tractors Tbk menargetkan pendapatan sebesar Rp 53 triliun pada tahun ini meski realisasi hingga kuartal III mengalami penurunan 6 persen dibandingkan dengan periode yang sama 2014. Menyusutnya pendapatan perseroan antara lain disebabkan oleh anjloknya harga batubara dan permintaan alat berat.

Direktur Keuangan United Tractors, Iwan Hadiantoro mengatakan optimisme tersebut dudukung oleh tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Menurutnya, kontrak penambangan yang dilakukan perusahaan selama ini masih menggunakan denominasi dolar AS, terlebih lini usaha tersebut merupakan kontributor terbesar pendapatan perseroan.

United Tractors melalui anak usaha PT Pamapersada Nusantara, yang bergerak di bisnis kontraktor penambangan batubara, telah menghasilkan pendapatan Rp 23,37 triliun atau 61 persen dari total pendapatan perusahaan Rp 38,3 triliun hingga kuartal III tahun ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara sejak awal tahun hingga akhir September 2015, rupiah telah mengalami depresiasi sebesar 16,43 persen menurut Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR).

"Semuanya terbantu karena depresiasi Rupiah sehingga kami yakin bisa capai target pendapatan pendapatan tersebut kendati proyeksi penjualan alat berat hingga akhir tahun dan penambangan batubara tidak bisa diandalkan," jelas Iwan di Jakarta, Senin (9/11).

Iwan menambahkan, proyeksi penjualan alat berat hingga akhir tahun diprediksi hanya sebanyak 2 ribu unit, jauh di bawah target awal 4 ribu unit. Hingga kuartal III 2015, perusahaan hanya mampu menjual 1.799 unit kendaraan berat, yang berkontribusi terhadap pendapatan perusahaan sebesar Rp 10,75 triliun, atau 28 persen dari total pendapatan pada periode tersebut.

Padahal, pada tahun kemarin perusahaan bisa menjual 3.513 unit kendaraan berat. "Makanya tahun depan kita juga targetkan penjualan di 2 ribu unit saja. Meskipun begitu, kita masih penguasa pasar dengan pangsa pasar sebesar 49 persen," ujarnya.

Sementara untuk bisnis penambangan batubara, United Tractors melalui anak usaha PT Turangga Agung mencatatkan penurunan volume sebesar 13 persen menjadi 3,94 juta ton dari  dari 4,51 juta ton pada periode yang sama tahun lalu.

Akibatnya, lanjut Iwan, sektor usaha pertambangan hanya menyumbang pendapatan sebesar Rp 3,32 triliun, turun 14,4 persen dibandingkan perolehan periode yang sama tahun lalu Rp 3,8 triliun.

"Kendati pendapatan melemah, tapi kita tetap jaga profitabilitas. Buktinya, sampai kuartal III kita berhasil capai laba Rp 5,6 triliun atau naik 17 persen dibanding tahun lalu yang mencapai Rp 4,7 triliun," jelasnya.

Sayangnya, Iwan mengaku perusahaan masih belum punya gambaran terkait target pertumbuhan pendapatan pada tahun 2016 dengan alasan masih menghitung angka target yang tepat. "Tapi yang pasti akan lebih rendah dibanding tahun ini," tambah Iwan.

Sebelumnya, United Tractors membukukan pendapatan sebesar Rp 53,14 triliun pada tahun lalu, di mana aktifitas kontraktor pertambangan menjadi lini utama dengan pendapatan sebesar Rp 33,5 triliun atau 63 persen dari pendapatan total. Dengan demikian, target pendapatan perusahaan pada tahun ini terbilang stagnan dibandingkan tahun lalu.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER