Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull akan berkunjung ke Jakarta guna memperbaiki hubungan diplomatik dan ekonomi yang terganggu di era pemerintahan sebelumnya. Turnbull dijadwalkan bertemu dengan Presiden Joko Widodo pada Kamis(12/11).
Australia dan Indonesia memiliki sejarah hubungan diplomatik yang naik turun, tetapi hubungan keduanya berada pada titik terendah di bawah pemerintahan Perdana Menteri Tony Abbott.
Turnbull mendapat warisan bilateral yang panas terkait sejumlah hal, antara lain aksi spionase yang dilakukan Australia, eksekusi mati warganya di Indonesia, serta menyangkut kebijakan suaka kontroversi Abbott.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adrian Vickers, Direktur Pusat Studi Asia di Universitas Sydney menilai kunjungan Malcolm Turnbull ke Jakarta kunci harmonisasi kedua belah pihak.
" Turnbull akan benar-benar mendapatkan perhatian yang cukup dari Indonesia, di mana ada potensi pada saat ini untuk benar-benar memfokuskan kembali hubungan mengingat masalah antara Indonesia dan China," ujar Vickers kepada Reuters, Rabu (11/11).
"Ini mungkin juga menjadi cara yang baik untuk mengingatkan Indonesia terhadap manfaat hubungan ekonomi dengan Australia," katanya melanjutkan.
Indonesia merupakan mitra dagang terbesar kesepuluh bagi Negeri Kangguru karena merupakan tujuan utama ternak hidup dan gula Australia. Indonesia juga merupakan pasar ekspor gandum Australia terbesar, dengan nilai mencapai AUS$ 1,3 miliar atau setara dengan US$ 917 juta pada tahun lalu.
“Mereka juga bekerja sama dalam memerangi terorisme, tetapi dalam beberapa tahun terakhir, krisis melanda hubungan kedua negara,” kata Vickers.
Hanya satu bulan setelah Abbott menjabat pada September 2013, aksi mata-mata Canberra terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan istrinya terungkap dan menyebabkan hubungan kedua negara terganggu.
Lalu, kebijakan Abbott memulangkan kapal Indonesia yang membawa pencari suaka membuat Jakarta marah dan melihatnya sebagai pelanggaran kedaulatan.
Ketegangan mencapai puncaknya pada Mei lalu ketika Indonesia mengeksekusi dua warga Australia yang dikaitkan dengan sindikat narkoba "Bali Nine", meskipun pemerintah Australia berusaha merayu otoritas terkait di Jakarta.
“Indonesia melihat kunjungan Turnbull sebagai tanda bahwa kedua belah pihak sedang mencari jalan untuk kerjasama di bidang ekonomi dan diplomatik,” kata Armanatha Nasir, juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia.
"Fakta bahwa menteri Australia telah sering mengunjungi kami dan bahwa ada delegasi bisnis datang ke sini dengan perdana menteri menunjukkan upaya dari kedua belah pihak untuk melanjutkan," katanya.