Guna meningkatkan angka produksi minyak kelapa sawit mentah atau
Crude Palm Oil (CPO) perseroan, PT Sampoerna Agro Tbk berencana membangun satu pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) di 2016.
Manajemen Sampoerna Agro menyatakan, adanya pembangunan PKS sendiri dilakukan guna menyiasati meningkatnya angka permintaan CPO menyusul kebijakan pemerintah terkait penggunaan biodiesel.
"Di rencana jangka panjang, kami memang harapkan kenaikan produksi karena kebijakan pemerintah terkait B-15 pada tahun ini dan B-20 pada tahun depan akan menjadi sentimen positif bagi penjualan kami. Apalagi proyeksinya sangat besar, bisa 5 juta kiloliter dalam setahun untuk biodiesel saja," ujar Michael Kesuma, Head of Investor Relation Sampoerna Agro di Jakarta, Kamis (12/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agro menambahkan untuk merealisasikan pabrik tersebut manajemen Sampoerna Agro akan menggelontorkan dana investasi senilai Rp 100 miliar yang berasal dari kas internal perusahaan. Di mana investasi ini merupakan bagian dari belanja modal perusahaan pada tahun depan sebesar Rp 600 miliar hingga Rp 1 triliun.
"Kami memang berharap produksi meningkat, tapi kan ada faktor lain seperti cuaca yang tak menentu dan sebagainya. Tapi rata-rata pembangunannya satu tahun," tambahnya.
Dari yang direncanakan, proyek PKS baru perseroan akan dibangun di Kalimantan Barat yang pembangunannya dimulai pada pertengahan tahun mendatang. Pun dipilihnya Kalimantan sebagai lokasi pabrik mengingat hasil kelapa sawit dari perkebunan di Kalimantan akan meningkat kedepannya.
"Namun untuk berapa lamanya kami membangun pabrik ini tergantung dari sisi produksi kami," imbuhnya.
Tambah Land BankSebagai informasi, sampai dengan kuartal III 2015 Sampoerna Agro tercatat memiliki lahan atau
land bank kelapa sawit di Kalimantan mencapai 114 ribu hektare, yang 44 ribu hektare diantaranya telah ditanami 2015. Di mana land bank tersebut diketahui memiliki proporsi sebesar 47,5 persen dari total land bank kelapa sawit perusahaan sebesar 240 ribu hektare.
Sementara untuk produksi CPO perusahaan sampai dengan akhir September kemarin tercatat telah mencapai 106,96 ribu ton dengan nilai penjualan sebesar Rp 1,79 triliun, atau 83,74 persen dari total nilai penjualan perusahaan sebesar Rp 2,14 triliun.
Michael menambahkan, tahun depan perusahaan juga berencana menambah 4 hingga 8 ribu hektar kelapa sawit baru. Ia pun berharap upaya tersebut bisa meningkatkan produksi CPO sebesar 5 persen pada tahun depan. Kendati demikian, Michael enggan menyebut proyeksi produksi CPO hingga akhir tahun.
"Dan ini bukanlah PKS terakhir kami karena pertumbuhan lahan tertanam kami meningkat 12 persen secara rata-rata (CAGR). Apalagi produksi TBS kami juga meningkat 5 persen secara tahunan juga. Jadi memang PKS ini dibutuhkan untuk mengakomodasi hal itu," tandasnya.